Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : 28 Ton Barang Dagangan Hangus Terbakar, Pedagang Pasar Induk Kramat Jati Rugi Rp100 Juta
Advertisement . Scroll to see content

Pendapatan Naik, Kerugian Evergrande Turun Jadi Rp68,77 Triliun di Semester I 2023

Senin, 28 Agustus 2023 - 15:14:00 WIB
Pendapatan Naik, Kerugian Evergrande Turun Jadi Rp68,77 Triliun di Semester I 2023
Evergrande Group membukukan kerugian 33 miliar yuan (4,5 miliar dolar AS) atau setara Rp68,77 triliun pada semester I 2023. (foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

HONG KONG, iNews.id - Evergrande Group membukukan kerugian 33 miliar yuan (4,5 miliar dolar AS) atau setara Rp68,77 triliun pada semester I 2023. Angka ini menurun dibanding 66,4 miliar yuan pada periode yang sama tahun lalu.

Mengutip Reuters, penurunan kerugian ini berkat peningkatan pendapatan perusahaan sebesar 44 persen dari tahun sebelumnya menjadi 128,2 miliar yuan. Peningkatan ini berkat perusahaan yang secara aktif merencanakan dimulainya kembali penjualan dan berhasil memanfaatkan ledakan singkat di pasar properti yang muncul pada awal tahun.

Pengembang properti tersebut berada di pusat krisis di sektor properti China yang sejak akhir tahun 2021 telah mengalami serangkaian gagal bayar utang, rumah yang belum selesai dibangun, dan pemasok yang belum dibayar, sehingga menghancurkan kepercayaan konsumen terhadap ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.

Bulan ini, pembayaran kupon dolar AS yang gagal dilakukan oleh pengembang swasta terbesar di China, Country Garden. Hal ini meningkatkan kekhawatiran akan penularan dalam perekonomian yang sudah melemah karena lemahnya permintaan dalam dan luar negeri, melemahnya aktivitas pabrik, dan meningkatnya pengangguran.

Liabilitas perusahaan sedikit menurun menjadi 2,39 triliun yuan dari 2,44 triliun yuan pada akhir tahun 2022. Sementara, total aset juga menyusut menjadi 1,74 triliun yuan dari 1,84 triliun yuan.

Pengembang membukukan kerugian bersih gabungan sebesar 81 miliar dolar AS untuk tahun 2021 dan 2022, dibandingkan laba 8,1 miliar yuan pada tahun 2020.

Seperti dua laporan keuangan tahunan Evergrande sebelumnya, auditor Prism Hong Kong dan Shanghai belum mengeluarkan kesimpulan atas laporan tersebut, dengan alasan berbagai ketidakpastian terkait kelangsungan bisnis, termasuk arus kas masa depan.

Evergrande menyampaikan, kemampuan untuk melanjutkan perusahaan akan bergantung pada keberhasilan implementasi rencana restrukturisasi utang luar negeri, dan keberhasilan negosiasi dengan pemberi pinjaman lainnya mengenai perpanjangan pembayaran.

Pada hari Jumat, Evergrande menyampaikan, pihaknya telah cukup memenuhi pedoman Bursa agar perdagangan sahamnya yang terdaftar di Bursa Efek Hong Kong dapat dilanjutkan dan telah mengajukan permohonan untuk dimulainya kembali pada hari ini, Senin (28/8/2023).

Perdagangan saham Evergrande telah dihentikan sejak Maret tahun lalu sambil menunggu hasil tahun 2021 dan 2022, serta hasil dari berbagai hal termasuk penyelidikan terhadap simpanan sebesar 13,4 miliar yuan yang disita dari anak perusahaan.

Pengadilan di Hong Kong dan Kepulauan Cayman akan memutuskan pada awal September apakah akan menyetujui rencana restrukturisasi utang luar negeri yang melibatkan instrumen senilai 31,7 miliar dolar AS termasuk obligasi, agunan, dan kewajiban pembelian kembali. Kreditur melakukan pemungutan suara mengenai rencana tersebut minggu lalu dan perusahaan belum mengungkapkan hasilnya.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut