Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : 87 Kontainer Langgar Ekspor Turunan CPO, Kapolri: Kerugian Rp2,8 Triliun
Advertisement . Scroll to see content

Pengusaha Curhat Imbas Larangan Ekspor Batu Bara: Langsung Rugi Sejak 1 Januari

Kamis, 06 Januari 2022 - 13:34:00 WIB
Pengusaha Curhat Imbas Larangan Ekspor Batu Bara: Langsung Rugi Sejak 1 Januari
Pengusaha curhat rugi sejak 1 Januari 2022 imbas larangan ekspor batu bara. (Foto: Ist)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Kebijakan pemerintah melarang ekspor batu bara selama Januari 2022 memberi imbas pada pengusaha sektor ini. Pengusaha mengaku langsung  mengalami kerugian saat kebijakan ini diberlakukan.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan, kerugian tersebut berupa penurunan penjualan, penambahan biaya logistik hingga dipertaruhkannya kredibilitas Indonesia sebagai eksportir batu bara.

"Kerugian di depan mata bahkan sudah berlangsung sejak 1 Januari, sejak ekspor dihentikan. Mungkin puluhan kapal-kapal yang siap mengangkut batu bara dengan terhambatnya ini ada biaya yang dibebankan kepada produsen. Sehari kapal bisa 20.000 sampai 40.000 dolar AS. Makin lama delay, cost makin besar," kata Hendra dalam Market Review IDX Channel, Kamis (6/1/2022).

Selain itu, kepercayaan negara-negara importir juga menjadi perhatian karena mereka mengharapkan pasokan dari Indonesia. Seperti diketahui, Indonesia merupakan eksportir batu bara thermal terbesar di dunia, dengan kapasitas hingga 480 juta ton per tahun.

"Kami hari ini juga akan bertemu dengan asosiasi importir batu bara dari Tiongkok untuk memberikan kepastian terkait ekspor batu bara ini," ujarnya.

Hendra mengatakan, pihaknya menyampaikan kepada negara-negara importir untuk bersabar karena pasokan batu bara diprioritaskan untuk kepentingan domestik. Menurutnya, mereka memahami hal tersebut.

"Mudah-mudahan hari ini ada titik terang. Kami yakin pemerintah sudah memikirkan itu, mungkin di high level sudah ada komunikasi ke berbagai negara, pasti pemerintah meyakinkan urusan domestik lebih penting," tuturnya.

Editor: Jujuk Ernawati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut