Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Gempa M6,3 Guncang Afghanistan, 20 Orang Tewas 320 Luka
Advertisement . Scroll to see content

Pengusaha Muda Afghanistan Ini Ubah Aplikasi e-Commerce untuk Distribusikan Bantuan Kemanusiaan

Sabtu, 28 Agustus 2021 - 14:07:00 WIB
Pengusaha Muda Afghanistan Ini Ubah Aplikasi e-Commerce untuk Distribusikan Bantuan Kemanusiaan
Nasrat Khalid, pengusaha muda Afghanistan yang membangun platform e-commerce bernama Aseel. (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON, iNews.id - Krisis yang melanda Afghanistan setelah kekuasaan diambil alih Taliban, membuat warga kesulitan mengakses bahan kebutuhan pokok, termasuk susu formula bagi anak-anak. 

Hal inilah yang mendorong pengusaha muda Afghanistan, Nasrat Khalid (30), mengubah aplikasi e-commerce yang dibangunnya untuk mendistribusikan bantuan kemanusiaan bagi warga Afghanistan. 

Nasrat Khalid, adalah pengungsi Afghanistan yang kini menetap di Washington, Amerika Serikat. Sejak kecil, Nasrat Khalid telah terpesona dengan teknologi dan internet. 

Tumbuh sebagai pengungsi di Pakistan pada awal 1990, Nasrat Khalid belajar sendiri bagaimana membuat kode pada usia yang sangat muda dengan dorongan dari orang tuanya, yang meluncurkan sekolah pengungsi untuk ribuan keluarga Afghanistan seperti mereka. Bersama orang tuanya, Nasrat Khalid kemudian hijrah ke Amerika Serikat yang memberinya peluang untuk mengembangkan pengetahuan teknologi dan internet.  

Sebagai seorang anak, Nasrat Khalid menyimpan impian bahwa suatu hari dia akan kembali ke Afghanistan dan menggunakan pengetahuannya untuk membantu menghubungkan negaranya ke seluruh dunia.

Mimpinya terwujud ketika Nasrat Khalid akhirnya meluncurkan platform e-commerce bernama Aseel, pada 2018. Aseel adalah platform e-commerce yang memungkinkan pengrajin pedesaan di Afgghanistan menjual barang-barang mereka ke luar negeri. 

Berbekal modal sebesar 175.000 dolar Amerika Serikat yang berasal dari tabungan dan pinjaman dari keluarga serta sahabat, Nasrat Khalid, membangun Aseel dan membantu para pengrajin perhiasan, karpet, dan tembikar Afghanistan menjual produk mereka kepada pelanggan di seluruh dunia. 

Seiring dengan gencarnya serangan Taliban yang menyebabkan krisis di pemerintahan Afghanistan, Aseel menjadi penopang perekonomian bagi pengrajin bahkan pedagang kecil di Afghanistan, termasuk kaum perempuan di pedesaan. 

Bahkan ketika mereka mengungsi ke Pakistan pada akhir 2020 saat konflik antara Taliban dan militer pemerintah meningkat, para pedagang dan pengrajin kecil asal Afghanistan dapat tetap menjalankan usaha mereka dengan memanfaatkan Aseel. 

Sebulan terakhir, ketika situasi di Afghanistan semakin mencekam dan banyak warga tak dapat memenuhi kebutuhan makanan, Nasrat Khalid memutuskan mengubah platform e-commerce buatannya itu untuk mendistribusikan bantuan kemanusiaan bagi warga Afghanistan melalui jalur perbatasan Pakistan.  

Nasrat Khalid mengubah situs webnya untuk memungkinkan orang-orang di seluruh dunia menyumbangkan paket bantuan kemanusiaan kepada warga yang masih bertahan di Kabul, Ibukota Afghanistan.

Dia mengubah Aseel menjadi aplikasi yang membantu mendistribusikan bantuan seperti popok, susu formula, makanan, pakaian, dan tenda kepada orang-orang yang membutuhkan. 

“Bayi-bayi itu membutuhkan susu formula sekarang. Jika kita menunggu program bantuan kemanusiaan yang besar, mungkin memakan waktu hingga enam bulan, dan itu akan menelan korban jiwa,” kata Nasrat Khalid, seperti dikutip Al-Jazeera, Jumat (27/8/2021). 

Khalid dan 20 rekannya memperbarui aplikasi dan platform Aseel sehingga siapa pun di seluruh dunia dapat menggunakannya untuk menyumbangkan paket bantuan darurat kepada warga Afghanistan yang membutuhkan. Dia juga merekrut sukarelawan komunitas untuk membantu langsung mendistribusikan paket dan membangun kemitraan dengan donor lain.

Sejauh ini, perusahaan telah mendistribusikan lebih dari 3.000 paket makanan dan tenda darurat di Kabul, termasuk perlengkapan pertolongan pertama dan kebersihan wanita, pakaian, popok dan susu formula. 

Aseel kini berupaya memperluas layanannya ke provinsi lain. Namun pekerjaan tersebut bukannya tanpa resiko. Beberapa anggota tim Aseel telah meninggalkan negara itu karena masalah keamanan, dan perusahaan telah mengambil tindakan untuk menyembunyikan identitas karyawannya. 

Para pekerja wanita perusahaan saat ini sedang mengkoordinir bantuan dari rumah mereka, karena Taliban tidak mengizinkan wanita pergi bekerja. "Karyawan wanita tidak diizinkan pergi bekerja secara langsung, jadi kami bekerja dari jarak jauh,” ujar seorang karyawan wanita Aseel, yang menolak disebut identitasnya. 

Nasrat Khalid berharap Taliban melihat pekerjaan perusahaan itu apa adanya, yakni mendistribusikian bantuan kemanusiaan di saat krisis. Hal itu sejalan dengan nilai-nilai Islam yang ingin ditegakkan Taliban. 

“Platform kami dalam tahap saat ini seharusnya tidak menjadi target Taliban, karena sepenuhnya selaras dengan nilai-nilai Islam. Kami membantu kelangsungan sistem, menyediakan mekanisme untuk distribusi makanan dan tempat tinggal, dan jika kami dapat memperluas dan menskalakan dalam format yang lebih besar, kami mungkin melindungi Afghanistan dari jatuh ke dalam perang saudara,” ujar Nasrat Khalid. 

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut