Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kapan Perang Rusia-Ukraina Berakhir? Ini Jawaban Trump
Advertisement . Scroll to see content

Perdana, Prancis Kirim Gas ke Jerman di Tengah Krisis Energi

Sabtu, 15 Oktober 2022 - 07:47:00 WIB
Perdana, Prancis Kirim Gas ke Jerman di Tengah Krisis Energi
Prancis telah mengirim gas ke Jerman untuk pertama kalinya bagian dari 'solidaritas Eropa' di tengah meningkatnya krisis energi. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

BERLIN, iNews.id - Prancis telah mengirim gas ke Jerman untuk pertama kalinya bagian dari 'solidaritas Eropa' di tengah meningkatnya krisis energi. Pengiriman gas melalui pipa ini merupakan bagian dari kesepakatan antar negara-negara untuk mengurangi kekurangan energi setelah Rusia menghentikan aliran gas ke Eropa.

Mengutip BBC, Sabtu (15/10/2022), meskipun aliran gas kurang dari 2 persen dari kebutuhan harian Jerman, namun pengiriman ini disambut baik saat Berlin tengah berjuang untuk mendiversifikasi energinya.

Operator jaringan Prancis, GRTgaz mengatakan, pada tahap awal pihaknya akan mengirimkan 31 gigawatt jam (GWh) per hari melalui pipa dari desa perbatasan Prancis Obergailbach. Kapasitas harian maksimum aliran gas baru adalah 100 GWh.

Dalam kesepakatan solidaritas energi pada bulan lalu, Jerman berjanji untuk menyediakan listrik tambahan ke Prancis saat dibutuhkan. Sebagai gantinya, Prancis setuju untuk membantu Jerman dengan pasokan gas.

"Jika kita tidak memiliki solidaritas Eropa dan pasar bersatu yang terintegrasi saat ini, kita akan menghadapi masalah serius," ujar Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Prancis tidak terlalu terpengaruh oleh Rusia yang mematikan keran gas karena sebagian besar kebutuhan energinya dipenuhi oleh Norwegia dan melalui pasokan gas alam cair.

Invasi Rusia ke Ukraina pada Februari menyebabkan kenaikan harga gas, dan pelanggan Uni Eropa menghadapi rekor harga gas pada musim dingin ini.

Adapun Jerman mengandalkan Rusia untuk 55 persen pasokan gasnya. Kemudian, berkurang jadi 35 persen dan pada akhirnya ingin mengurangi impor menjadi nol.

Jerman juga meningkatkan penggunaan batu bara dan memperpanjang umur pembangkit listrik yang akan ditutup, meskipun ada dampak lingkungan yang negatif.

Pemerintah Jerman berharap dapat mengurangi penggunaan gas sebesar 2 persen  dengan membatasi penggunaan penerangan dan pemanas di gedung-gedung publik pada musim dingin ini.

Sementara, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, keran gas masih bisa dinyalakan ke Eropa. Menurutnya, saat ini keputusan terkait pengiriman gas ada di pengadilan Uni Eropa. 

"Kami tidak membatasi siapa pun dalam hal apa pun," ucap Putin seraya menambahkan bahwa Moskow siap memasok volume tambahan gas pada periode musim gugur-musim dingin.

Namun terlepas dari kata-kata Putin, dimulainya kembali pasokan gas ke Eropa tampaknya tidak mungkin.

Nord Stream 1, pipa gas terbesar Rusia ke Eropa ditutup tanpa batas pada bulan Agustus karena alasan teknis dan sejumlah kebocoran kemudian ditemukan pada bulan September. Proyek Nord Stream 2, yang seharusnya mulai beroperasi tahun ini ditolak izin operasinya oleh Jerman karena invasi tersebut. Kebocoran juga ditemukan pada pipa ini.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut