Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Cemburu, Suami Bakar Istri hingga Tewas di Hadapan Anak-Anak
Advertisement . Scroll to see content

Perjalanan Gautam Adani: Pemuda DO Jadi Orang Terkaya ke-2 Dunia hingga Tuduhan Penipuan

Minggu, 02 April 2023 - 11:28:00 WIB
Perjalanan Gautam Adani: Pemuda DO Jadi Orang Terkaya ke-2 Dunia hingga Tuduhan Penipuan
Perjalanan Gautam Adani: Pemuda DO jadi orang terkaya ke-2 dunia hingga tuduhan Penipuan. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

NEW DELHI, iNews.id - Gautam Andani pernah menjadi orang terkaya kedua di dunia. Bahkan dia menjadi orang Asia pertama yang berada pada peringkat tersebut. 

Namun berdasarkan data Real Time Billionaires Forbes, Adani kini berada di peringkat 26 orang terkaya dunia, dengan kekayaan 44,4 miliar dolar AS atau setara Rp664,6 triliun. 

Perjalanannya menjadi pengusaha tidak mulus. Kesuksesannnya berkat kedekatan dengan Perdana Menteri (PM) India Narendar Modi sejak 2014. Kini kerajaan bisnisnya diterpa goncangan setelah perusahaan investasi Hidenburg Research merilis laporan pada Januari lalu yang menuding Adani melakukan pencucian uang dan rekayasa akuntasi melalui sejumlah anak perusahaannya. Hal itu membuat saham perusahaannya jatuh. 

Mahkamah Agung India dan regulator pasar saham melakukan penyelidikan. Adapun utang besar yang dimiliki juga sangat membebani kerajaan bisnisnya. 

Mengutip Forbes, Adani bersama dengan tujuh saudaranya adalah anak dari seorang pengusaha tekstil. Pada 1987, dia putus kuliah setelah dua tahun mengenyam pendidikan di Universitas Gujarat. Kemudian dia memilih tinggal bersama saudaranya, Vinod Adani di Mumbai dan bekerja menyortir berlian. 

Setahun kemudian, dia memulai perdagangan pakaian, dengan mendirikan Adani Exports. Perusahaan ini pada 1994 menjadi Adani Enterprises dan sudah go public. 

Adani kemudian melebarkan sayap bisnisnya ke pelabuhan, dengan membuka Mundra Port pada 1998. Ini merupakan salah satu pelabuhan pertama yang dikembangkan swasta di India dan sekarang menjadi pelabuhan tersibuk di negara tersebut. 

Pada 2007, perusahaannya yang bergerak di sektor pelabuhan, Adani Ports go public. Pada tahun yang sama, regulator pasar saham India, SEBI melarang beberapa perusahaan Adani melakukan aktivitas perdagangan selama dua tahun karena peran mereka dalam dugaan skema kecurangan saham antara 1999 hingga 2001.

Adani perdana masuk dalam daftar Orang Terkaya Dunia versi Forbes, dengan kekayaan bersih sebesar 9,3 miliar dolar AS pada 2008. 

Pada Desember 2010, SEBI menyelidiki Adani Enterprises atas dugaan manipulasi saham pada 2004 dan 2005. Kemudian pada Mei 2011, Adani Enterprises menyewa terminal batu bara Abbot Point di Australia senilai 2 miliar dolar AS selama 99 tahun. 

Sementara itu, dua anak perusahaan Adani Power diselidiki Directorate of Revenue Intelligence (DRI) atas dugaan harga yang terlalu tinggi atas impor peralatan pembangkit listrik pada Mei 2014, namun dihentikan pada Agustus 2017. Pada Maret 2016, lima perusahaan Adani dan lima perusahaan yang dipasok Adani diselidiki karena mengelembungkan nilai impor batu bara secara finansial. 

Pada Juni 2018, perusahan energi terbarukan miliknya, Adani Green Energy go public di Bombay Stock Exchange. Perusahaan energi Prancis, TotalEnergies membeli 20 persen saham Adani Green Energy senilai 2 miliar dolar AS pada Januari 2021, di mana setahun sebelumnya juga telah membeli 37,4 saham Adani Gas senilai 714 juta dolar AS.

Adani Group berhasil memenangkan hak mengoperasikan enam bandara di India pada Juli 2019. Berkembangnya bisnis Adani sejumlah bidang dengan membuatnya menjadi orang terkaya kedua di dunia pada September tahun lalu, dengan kekayaan bersih mencapai 158 miliar dolar AS. 

Dia pun terus melakukan ekspansi bisnis dengan menjadi pengendali saham produsen semen India Ambuja dan ACC pada September 2022. Uang yang dikeluarkan Adani Group untuk itu mencapai 6,5 miliar dolar AS. Dan pada Desember 2022, Adani Group membeli saham mayoritas di jaringan berita India NDTV.

Namun pada Januari tahun ini, Hindenburg Research merilis investigasi perusahaan Adani. Namun Adani menolak tudingan tersebut. Akibat dari masalah tersebut, sebulan kemudian Adani Enterprises terpaksa membatalkan penawaran umum lanjutan senilai 2,5 miliar dolar AS di menit terakhir. 

Dan pada 2 Maret lalu, Mahkamah Agung India memerintahkan SEBI melakukan penyelidikan atas tudingan Hindenburg. Pada hari yang sama, firma manajemen aset yang berbasis di Florida, GQG Partners menginvestasikan dana senilai 1,9 miliar dolar AS di empat perusahaan Adani. 

Editor: Jujuk Ernawati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut