PetroChina Siap Bermitra dengan Pertamina Kelola Blok East Natuna
JAKARTA, iNews.id – PetroChina, perusahaan kontraktor minyak dan gas bumi (migas) asal China tertarik untuk terlibat melakukan kajian bersama PT Pertamina (Persero) dalam mengembangkan pengelolaan blok East Natuna. Blok migas ini sebelumnya dikelola oleh Exxon Mobil yang kemudian menyerahkan kesempatan tersebut ke PT Pertamina (Persero).
Ketertarikan diungkapkan dengan mengirimkan surat resmi kepada pemerintah. Namun, pihaknya belum menerima tanggapan resmi dari pemerinta. Meski demikian pihak PetroChina yakin akan cocok bermitra dengan Pertamina karena memiliki teknologi yang sedang diuji coba di Blok Jabung.
“Kami punya teknologi yang sedang diujicobakan di Jabung, baru terlihat hasilnya beberapa tahun ke depan,” kata Presiden PetroChina, Gong Bencai dalam konferensi pers di Hotel Pullman, Jakarta, Rabu (10/1/2018).
Ia yakin teknologi ini akan cocok untuk menunjang pengelolaan potensi blok East Natuna karena mampu memisahkan karbondioksida dari gas yang dapat digunakan. Teknologi ini merupakan hasil dari pusat riset anak usaha China National Petroleum Corporation (CNPC).
Gas di Blok East Natuna ini terlalu banyak kandungan karbondioksidanya sehingga para kontraktor yang ingin tertarik mengelola akan berpikir berkali-kali. Sebab, untuk memisahkan karbondioksida dari gas tersebut memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Padahal volume gas yang terkandung di Blok East Natuna ini bisa mencapai 222 triliun kaki kubik. Bencai mengatakan, untuk mengelola blok East Natuna memerlukan dana yang mahal sebesar 40 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Tapi pihaknya tetap optimists bisa mengelola Blok tersebut. Sebab, sejak adanya kerja sama pemerintah China dan Indonesia dengan program One Belt and One Road Initiative (OBOR) atau KTT Jalan Sutra Beijing, membuat perusahaan asal Tirai Bambu yakin berinvestasi di Indonesia.
“Proyek yang sangat mahal kurang lebih 40 miliar dolar AS tapi sejak ada OBOR dari pemerintah China, Indonesia memiliki perhatian lebih dari pemerintah China,” ucapnya.
Editor: Ranto Rajagukguk