PHR Berkolaborasi Kembangkan Bandar Bakau Dumai dan Homestay Jadi Magnet Wisatawan
PHR berperan penting dalam membangun infrastruktur dasar seperti jalur tracking dan sarana toilet, serta memberikan bantuan berupa satu set mesin kopi untuk KUB Redam Piloe. Meski demikian, ide kreatif dan semangat kewirausahaan anak muda inilah yang menjadi kunci keberhasilan.
"Kami melihat potensi besar dari kawasan ini. Dengan dukungan PHR, kami bisa mewujudkan mimpi kami untuk membangun tempat yang tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar," ujar Vicky Abdurrahman, pemuda penggerak KUB Redam Piloe.
Kafe dan homestay yang dibangun oleh anak-anak muda ini menawarkan pengalaman yang berbeda bagi pengunjung. Selain menikmati keindahan alam mangrove, pengunjung juga bisa belajar tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.
Kafe-kafe ini menyajikan menu-menu yang kekinian, sementara homestay menyediakan akomodasi yang nyaman bagi para wisatawan yang ingin menginap di pesisir pantai, harga yang ditawarkan pun terbilang terjangkau yakni Rp300.000/malam
"Kami ingin menunjukkan bahwa konservasi dan ekonomi bisa berjalan beriringan. Dengan mengembangkan wisata berbasis alam, kami berharap bisa meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan,” kata Vicky.
Motivasi awal keterlibatan mereka yang tergabung dalam KUB di Bandar Bakau Dumai tetap pada misi menjaga lingkungan, khususnya hutan mangrove ini. KUB dikelola sekitar 19 anak muda setempat.