Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : KISI Luncurkan Fitur IPO dan Tampilan Baru KINDS di iKISI, Permudah Akses Investor
Advertisement . Scroll to see content

Praktisi Nilai Mekanisme FCA Pemantauan Khusus Rawan Manipulasi

Minggu, 16 Juni 2024 - 23:05:00 WIB
Praktisi Nilai Mekanisme FCA Pemantauan Khusus Rawan Manipulasi
ilustrasi skema FCA di BEI (freepik)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Mekanisme perdagangan full periodic call auction (FCA) atas saham dalam Papan Pemantauan Khusus (PPK) dinilai sejumlah praktisi rawan menimbulkan manipulasi.

Dalam mekanisme FCA, order beli (bid) dan order jual (offer/ask) dikumpulkan terlebih dahulu dalam fase Order Collection hingga terbentuk Order Matching atau fase perjumpaan antara mereka yang beli dan mereka yang jual.

Tak ada lagi kolom bid dan offer dalam order book, melainkan Indikative Equilibrium Price (IEP) dan Indikative Equilibrium Volume (IEV) yang dijumpai dalam setiap sesi. Volume yang masuk dikumpulkan membentuk IEV, lalu terbentuk best bid/offer dalam IEP.

“Kadang-kadang dimanipulasi dengan satu bid yang besar, sehingga IEP-nya naik mentok auto rejection atas (ARA). Nah, sebelum 09:55 (waktu JATS), dicabut, langsung auto rejection bawah (ARB),” kata Pengamat Pasar Modal, Kartika Sutandi di iNews TV, dikutip Minggu (16/5/2024).

Bagi Kartika, hal ini justru menimbulkan volatilitas sekaligus ketidakpastian terhadap harga suatu saham. “In between that second, dari ARA ke ARB itu 10 persen atas, 10 persen bawah, ada 20 persen volatilty dalam satu menit, itu gimana enggak easy to manipulate,” paparnya.

Professional Trader & Trading Coach, Michael Yeoh, menambahkan berlakunya sistem call auction sebetulnya hanya berlangsung saat sesi pre-opening dan pre-closing, tetapi menjadi masalah saat diterapkan dalam perdagangan.

“Masalahnya ketika diberlakukan full call-auction itu rawan terjadi manipulasi, kami berkaca dari Bursa Hong Kong,” terangnya.

Sebelumnya Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, mengatakan mekanisme FCA bertujuan untuk meredam order (baik beli/jual) yang agresif.

Baginya, dengan adanya IEP dan IEV, harga suatu saham diperjumpakan (matching) pada satu harga, sehingga menurunkan volatilitas harga yang terjadi di pasar.

“Dengan mekanisme perdagangan periodic call auction, order book menjadi tidak terlalu sensitif ya atas order-order agresif dengan jumlah yang besar. Jadi justru ini akan mengurangi volatility,” ujar Inarno dalam konferensi pers belum lama ini.

Editor: Puti Aini Yasmin

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut