Produksi Perikanan RI Capai 25 Juta Ton, Wapres: Perlu Dioptimalkan untuk Memberikan Nilai Tambah
 
                 
                JAKARTA, iNews.id - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengungkapkan bahwa produksi perikanan RI di tahun 2023 mencapai 25 juta ton. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah produsen ikan terbesar di Dunia.
"Pada tahun 2023, produksi perikanan Indonesia tercatat hampir 25 juta ton. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara produsen ikan terbesar di dunia," ucap Ma'ruf pada Konferensi dan Expo Asian-Pacific Aquaculture 2024 di Grand City Convention dan Exhibition Hall Surabaya, Jawa Timur, Kamis (4/7/2024).
 
                                Ma'ruf menambahkan, hal ini membuktikan Indonesia sebagai negara maritim memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan pangan domestik dan dunia, baik melalui sektor perikanan tangkap dan budi daya.
"Potensi yang besar ini tentunya perlu dioptimalkan sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi perekonomian," katanya.
 
                                        Di sisi lain, Wapres mendorong agar Indonesia tetap perlu mengembangkan produksi dan investasi pada budi daya perikanan.
Pada tahun 2022, rumput laut sebagai salah satu komoditas budi daya perikanan menguasai 44,5 persen total ekspor dunia dan menjadikan Indonesia negara pengekspor rumput laut terbesar di dunia.
Ma'ruf juga menyebut budi daya perikanan harus dibuat lebih modern, mandiri, dan berkelanjutan sehingga tidak hanya dapat meningkatkan ketahanan pangan, tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaan dan memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat.
"Kita harus siap menghadapi beragam tantangan dalam mendorong pengembangan sektor budidaya, seperti perubahan iklim, penangkapan berlebihan, kerusakan ekosistem, degradasi lingkungan, serangan penyakit, dan keselamatan hayati," ujarnya.
"Ke depan, penerapan teknologi dan inovasi di bidang perikanan, serta pembuatan regulasi dan kebijakan harus terus mendukung keberlanjutan lingkungan agar sumber daya perikanan dapat dinikmati generasi selanjutnya," tuturnya.
Editor: Aditya Pratama