Produsen Sepeda Peloton PHK Ratusan Karyawan, Tutup Puluhan Toko dan Naikkan Harga
NEW YORK, iNews.id - Produsen sepeda statis Peloton kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan. Selain itu, juga menutup beberapa toko dan menaikkan harga jualnya.
Itu merupakan bagian dari strategi pemangkasan biaya utama karena perusahaan tersebut terus membuat perubahan di bawah CEO barunya, Barry McCarthy. Adapun Peloton memberhentikan hampir 800 karyawan.
"Ini merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk menjadi lebih efisien, hemat biaya, dan gesit," tulis Peloton dalam pernyataannya, dikutip dari CNN Business, Sabtu (13/8/2022).
Perusahaan juga akan menaikkan harga jual untuk Bike+ sebesar 500 dolar AS atau Rp7,3 juta menjadi kembali ke 2.495 dolar AS, sebelum diskon harga pada April lalu. Adapun treadmill Tread Peloton naik 800 dolar AS menjadi 3.495 dolar AS.
"Kita harus membuat pendapatan kita berhenti menyusut dan mulai tumbuh lagi. Uang tunai adalah oksigen. Oksigen adalah kehidupan," ujar McCarthy.
Perubahan lainnya yang dilakukan McCarthy, termasuk mengurangi jumlah toko ritel secara signifikan sebanyak 86 toko di Amerika Utara, serta pengiriman outsourcing — yang saat ini dilakukan oleh karyawan Peloton — dan layanan pelanggan kepada pihak ketiga.
Ketika orang-orang kembali ke gym, Peloton telah berjuang untuk mempertahankan pertumbuhannya sejak hari-hari awal pandemi. Penjualan sepeda dan langganan mengalami stagnasi. Perusahaan memiliki terlalu banyak persediaan, sedangkan permintaan menurun.
Menurut catatan McCarthy, peloton menyatakan pada Mei lalu, hanya memiliki 879 juta dolar uang tunai di bank pada akhir kuartal, yang membuatnya dikapitalisasi tipis. Itu memaksa perusahaan untuk meminjam 750 juta dolar AS untuk menjaga operasinya tetap berjalan.
Direktur Pelaksana GlobalData Neil Saunders mengatakan, perubahan tersebut merupakan kelanjutan dari perusahaan yang mencoba untuk mengukur dirinya sendiri setelah terlalu melebih-lebihkan permintaan pascapandemi untuk produknya.
"Sementara Peloton telah mengambil beberapa tindakan korektif, kerugiannya berputar di luar kendali dan ada kebutuhan mendesak untuk mengoreksi untuk menstabilkan neraca dan memulihkan kepercayaan investor," tulis Saunders.
Karyawan yang akan terpengaruh oleh PHK dari strategi tersebut, termasuk tim dukungan pelanggan, karyawan gudang, dan staf yang melakukan pengiriman dan pemasangan. Setelah PHK, Peloton akan memiliki sekitar 5.000 karyawan.
Keputusan ini datang satu bulan setelah Peloton mengumumkan akan berhenti membuat peralatan sendiri dan mengalihdayakannya ke pabrikan Taiwan. Langkah itu saja mengakibatkan PHK sekitar 600 karyawan di Tonic Fitness Technology, sebuah perusahaan yang dibelinya pada 2019 untuk membuat peralatannya.
Saham Peloton naik hampir 10 persen pada perdagangan Jumat (12/8/2022) sore di tengah berita tersebut. Namun sahamnya telah turun sekitar 90 persen dari level tertinggi sepanjang masa yang dicapai pada akhir 2020.
Editor: Jujuk Ernawati