Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Purbaya Respons Tuntutan 1.900 Eks Karyawan BUMN Kertas Leces 
Advertisement . Scroll to see content

Proyek Apa yang Dibahas Rini dan Dirut PLN?

Sabtu, 28 April 2018 - 16:07:00 WIB
Proyek Apa yang Dibahas Rini dan Dirut PLN?
ilustrasi gas. (Foto: Okezone.com)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Percakapan antara Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dan Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir lewat sambungan telepon beredar di media sosial. Keduanya diduga membahas proyek yang melibatkan PLN.

Sekretaris Kementerian BUMN Imam Apriyanto Putra membenarkan adanya percakapan antara Rini dan Sofyan pada tahun lalu. Keduanya membahas soal proyek penyediaan energi yang melibatkan PLN dan Pertamina.

Imam mengatakan, proyek tersebut akhirnya urung dikerjakan karena kedua BUMN tersebut tidak mendapatkan bagian saham yang maksimal. Menurut dia, apa yang disampaikan Rini kepada Sofyan tepat karena PLN harus mendapatkan porsi saham yang signifikan dalam setiap proyek.

Dalam rekaman yang beredar, tidak jelas proyek apa yang tengah dibahas karena Sofyan sendiri tampak lupa menyebut detil proyek. Namun, dia beberapa kali menyebut nama Ari dalam negosiasi pembagian saham dalam proyek itu. Nama Ari diduga kuat merupakan kakak kandung Rini, Ari Soemarno.

Sofyan meminta izin kepada Rini agar dirinya tetap bersikukuh meminta porsi saham yang lebih besar, karena Ari memberikan jatah saham kepada PLN hanya 7,5 persen dalam proyek itu. Selain itu, Pertamina juga mendapat jatah 7,5 persen, sehingga kedua BUMN ini hanya mendapat saham minoritas sekitar 15 persen. Rini pun sepakat dengan Sofyan bahwa BUMN seharusnya mendapatkan porsi yang lebih besar.

Berdasarkan cuitan akun Twitter @digembok, proyek yang dibahas adalah proyek pembangunan terminal penerimaan dan regasifikasi gas alam cair (LNG) di Banten. Proyek itu digagas oleh konsorsium swasta yang terdiri atas tiga perusahaan yaitu Tokyo Gas, Mitsui, dan PT Bumi Sarana Migas dengan pendanaan dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC). Perusahaan yang disebut terakhir merupakan anak usaha Kalla Group, milik Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.

Ari Soemarno diduga berada di belakang proyek yang rencananya memiliki kapasitas penampungan gas hingga 500 juta kaki kubik per hari atau sekitar 4 juta ton LNG. PLN dan Pertamina pun ditawarkan sebagai off taker (pembeli), namun mendapatkan bagian saham yang sedikit. Selain pembeli, Pertamina juga bertindak sebagai penyuplai gas.

Dana pembangun proyek itu diperkirakan mencapai Rp10 triliun. Dalam rekaman tersebut, Sofyan mengaku siap mencari pendanaan hingga 600 juta dolar AS jika itu menjadi penghambat PLN memiliki saham yang lebih besar.

Editor: Rahmat Fiansyah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut