Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Profil Febriany Eddy: Mundur dari CEO Vale, Kini Gabung Danantara
Advertisement . Scroll to see content

Proyek Pomalaa Vale-Huayou Senilai 4,5 Miliar Dolar AS Resmi Dimulai

Senin, 28 November 2022 - 10:00:00 WIB
Proyek Pomalaa Vale-Huayou Senilai 4,5 Miliar Dolar AS Resmi Dimulai
Proyek Blok Smelter Nikel Pomalaa dengan nilai investasi 4,5 miliar Dolar AS siap dikembangkan untuk bahan baterai listrik yang mendukung ekosistem EV. (Foto: dok INCO)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Proyek smelter nikel HPAL (High Pressure Acid Leaching) yang digarap PT Vale Indonesia dengan perusahaan asal China, Zhejiang Huayou Cobalt Company secara resmi telah dilakukan groundbreaking pada Minggu (27/11/2022). 

Peresmian groundbreaking dilakukan simbolis dengan melakukan penekanan tombol di layar oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, pada Minggu (27/11/2022), bersama dengan President Direktor/CEO PT Vale Indonesia Febriany Eddy, Chairman Huayou Zhejiang Cobalt, Chairman Chen, CEO Vale S.A Eduardo Bartolomeo, Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi, dan Bupati Kolaka Ahmad Safei. 
 
Proyek Blok Pomalaa dengan nilai investasi 4,5 miliar Dolar AS (sekira Rp70,2 triliun dengan kurs 1 Dolar AS = Rp15.600) dan memiliki area konsesi seluas 24.752 hektare akan difungsikan untuk mengolah biji nikel limonit menjadi produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) yang siap dikembangkan untuk bahan baterai listrik yang mendukung ekosistem EV. 

Selain di Pomalaa, INCO juga telah memiliki sejumlah tambang dan smelter di Sorowako, Sulawesi Selatan dan Morowali, Sulawesi Tengah. CEO PT Vale Indonesia Febriany Eddy mengungkap proyek smelter Pomalaa ini meningkatkan kapasitas produksi nikel menjadi tiga kali lipat, dari sebelumnya 40 kilo ton menjadi 120 kilo ton nikel per tahun. 

“Sebelum datangnya Huayou, kita sepakat untuk memproduksi 40.000 ton. Namun, dengan datangnya Huayou, kami memutuskan untuk meningkatkan produksi menjadi 120.000 ton atau tiga kali lipat lebih banyak," ujarnya.

Tidak hanya fokus pada output produksi, Febriany juga menekankan proyek Pomalaa akan fokus pada lingkungan sekitar dan pemberdayaan sumber daya manusiannya.

Dalam kesempatan yang sama, dalam sambutannya Luhut menyampaikan proyek kerja sama ini bisa jadi role model bagi industri sejenis karena menitikberatkan pada mata rantai nilai energi hijau serta memberi perhatian lebih untuk pemeliharaan lingkungan sekitar. 

"Proyek ini diharapkan dapat memperkuat posisi RI dalam mata rantai nilai energi hijau, serta untuk memasok pasar dalam negeri dan dunia dengan material baterai listrik yang berkualitas tinggi dan berkelanjutan," ucapnya. 

Selain menyoroti masalah ekonomi hijau dan lingkungan, Luhut juga menegaskan bahwa sistem perizinan, terutama AMDAL bisa diselesaikan tanpa bertele-tele untuk menumbuhkan iklim investasi. 

"Tadi saya sempat dengar soal masalah izin AMDAL sempat lama, kita harus segera selesaikan. Saya tegaskan tidak ada yang namanya proyek atau investasi terhambat hanya karena prosedur," katanya.

Editor: Rizqa Leony Putri

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut