Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Rusia Bantah Tudingan Trump Diam-Diam Uji Coba Senjata Nuklir
Advertisement . Scroll to see content

Putin Protes Batasan Harga Minyak dari Barat, Ancam Pangkas Produksi

Sabtu, 10 Desember 2022 - 14:42:00 WIB
Putin Protes Batasan Harga Minyak dari Barat, Ancam Pangkas Produksi
Presiden Rusia, Vladimir Putin. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

MOSKOW, iNews.id - Presiden Rusia, Vladimir Putin, memprotes pembatasan harga minyak mentah yang ditetapkan Barat. Hal itu terkait keputusan G7, Uni Eropa, dan Australia yang mematok batas harga minyak mentah lintas laut Rusia sebesar 60 dolar AS per barel. 

Dalam pernyataannya, Vladimir Putin menyebut batas harga yang ditetapkan Barat tersebut sebagai kebijakan "bodoh". Dia mengancam Rusia akan memangkas produksi minyak dan akan menolak untuk menjual minyak ke negara mana pun yang memberlakukan batasan harga yang ditetapkan Barat. 

"Mengenai reaksi kami, saya telah mengatakan bahwa kami tidak akan menjual ke negara-negara yang membuat keputusan seperti itu. Kami akan berpikir, mungkin, bahkan tentang kemungkinan, jika perlu mengurangi produksi (minyak)," kata Putin kepada wartawan di ibu kota Kyrgyzstan, Bishkek, seperti dikutip Reuters, Jumat (9/12/2022).

Dia mengungkapkan, Rusia yang menjadi negara pengekspor minyak terbesar kedua dunia setelah Arab Saudi dan pengekspor gas terbesar dunia memiliki perjanjian produksi dengan anggota lain dari klub produsen minyak OPEC+, jadi langkah drastis seperti itu masih mungkin terjadi.

Putin memperingatkan bahwa upaya Barat untuk memaksakan batas harga akan menyebabkan keruntuhan global industri minyak dan kemudian kenaikan harga yang dahsyat.

“Semua ini pada tahap tertentu akan menyebabkan lonjakan harga yang dahsyat dan runtuhnya sektor energi global. Ini adalah proposal yang bodoh, disalahpahami dan dipikirkan dengan buruk," kata Putin.

Menjual minyak dan gas ke Eropa telah menjadi salah satu sumber utama pendapatan mata uang asing Rusia sejak ahli geologi Soviet menemukan minyak dan gas di rawa-rawa Siberia pada dekade setelah Perang Dunia Kedua.

Juru bicara Gedung Putih, John Kirby, mengatakan ancaman Putin tidak terduga tetapi masih harus dilihat apa tindakan yang akhirnya diambil Moskow. "Kami tidak terkejut dengan komentar itu. Ini sebenarnya tidak benar-benar baru," ujarnya. 

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut