RI-China Belum Tetapkan Nilai Pembengkakan Kereta Cepat, Ini Kata Stafsus Menteri BUMN
JAKARTA, iNews.id - Indonesia dan China belum menetapkan nominal pembengkakan biaya (cost overrun) Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) meski proyek ditargetkan selesai pada pertengahan tahun ini. Menurut Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, Indonesia dan China masih bernegosiasi.
Negosiasi kedua pihak sudah dilakukan sejak akhir 2022. Sementara menurut data sementara, biaya kereta cepat Jakarta-Bandung bengkak hingga 1,176 miliar dolar AS atau setara Rp16,8 triliun.
Diskusi kedua negara sempat alot karena konsorsium China menolak perhitungan cost overrun yang diberikan PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). Penolakan itu karena China tidak mengakui biaya dari PT PLN (Persero), PT Telkom Indonesia Tbk, hingga soal pajak.
"Pasti nanti ada kesepakatan. Tunggu saja, namanya negosiasi. Tidak ngaruh ke timeline karena sudah ada komitmen kemarin waktu G20 antara Xi Jinping dan Pak Jokowi," kata Arya saat ditemui di Kementerian BUMN, Jumat (3/2/2023).
Dia menuturkan, pembengkaan biaya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung terletak pada sejumlah komponen, seperti harga lahan hingga persoalan frekuensi. Adapun harga lahan di Indonesia cenderung naik setiap 3 bulan. Kondisi ini berbeda dengan di China, di mana pemerintah dapat mengendalikan harga lahan.
"Saya kasih contoh, kalau di China itu mana ada kenaikan harga tanah? Kalau sudah ditetapkan, mau 10-20 tahun proyek harganya segitu. Kalau Indonesia, 3 bulan sudah berubah. Mereka (China) menganggap harusnya pemerintah bisa mengunci harga tanah, ya enggak bisa, kondisinya berbeda," tutur dia.