RI Eksportir Udang ke-4 Terbesar di Dunia
JAKARTA, iNews.id - Udang masih menjadi komoditas ekspor primadona Indonesia saat ini. Bahkan, Indonesia menjadi eksportir udang ke-4 terbesar di dunia.
“Udang ini menjadi ekspor primadona buat Indonesia. Jadi ada 5 miliar dolar AS nilai ekspor perikanan kita dan 40 persennya itu disumbang oleh ekspor udang ini,” kata Juru Bicara Wapres Masduki Baidlowi di Istana Wapres, Jakarta, Senin (8/5/2023).
“Udang Indonesia ini termasuk salah satu (komoditas ekspor) yang terbesar (dunia). Satu itu adalah Ekuador, yang nomor dua India, nomor 3 Vietnam, nomor 4 kita (Indonesia), dan nomor 5 Thailand,” imbuhnya.
Sementara itu, petambak udang yang tergabung Perkumpulan Petambak Udang Indonesia (PPUI) mengeluhkan masalah perizinan yang merepotkan kepada Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Perizinan tambak udang ada 21 item, yang meliputi lima kementerian dan satu dari Pemerintah Daerah (Pemda).
“Banyak hal yang cukup substansial dibicarakan, salah satunya adalah problem mengenai perizinan. Ternyata petambak udang ini punya problem perizinan, ada 21 item perizinan yang meliputi lima Kementerian, ini sangat merepotkan,” ujar Masduki.
“Jadi ada Menteri Kelautan, ada Menteri PUPR, ada Kemendagri, ada ESDM, dan satu lagi ada Kementerian lagi ada 5, bahkan 6 dengan izin di daerah. Ini sangat merepotkan,” imbuh dia.
Karena itu, Wapres memastikan akan mencarikan solusi. Masalah ini dan akan dibawa ke Rapat Kabinet bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan para menteri terkait.
“Jadi ini adalah hal yang sangat strategis disampaikan kepada Wakil Presiden. Dan wakil presiden berdiskusi mengenai solusi, solusinya salah satunya bagaimana caranya supaya perizinan ini bisa diperingkas, itu yang akan coba diusahakan, akan dibicarakan di dalam rapat kabinet yang akan datang,” tutur Masduki.
Selain itu, dia menambahkan, Wapres Ma'ruf Amin juga menerima laporan terkait masalah investasi para petambak udang.
“Begitu juga bagaimana agar investasi ini tidak banyak terganggu di lapangan karena keluhan dari para investor," ucapnya.
Editor: Jujuk Ernawati