Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kereta Cepat Whoosh Bikin Tekor Triliunan, Analis Politik UNJ: Ada Tanda-Tanda Korupsi
Advertisement . Scroll to see content

RI Rawan Serangan Siber, Berpotensi Rugikan Negara Rp14,2 Triliun

Selasa, 31 Mei 2022 - 11:18:00 WIB
RI Rawan Serangan Siber, Berpotensi Rugikan Negara Rp14,2 Triliun
RI rawan serangan siber, berpotensi rugikan begara Rp14,2 triliun
Advertisement . Scroll to see content

Oleh sebab itu, pelaku industri perbankan dan keuangan harus meningkatkan dan mengelola keamanan siber secara menyeluruh atau terintegrasi.

"Dalam digital security saat ini harusnya bank proactive, machine learning, rich (kaya akan kemampuan tools yang banyak), dan masuk secara indepth. Kalau kita hanya berbasis reactive pintu sudah keburu bobol dan melakukan recovery-nya jauh lebih rumit dan berdampak besar pada reputasi risk," tuturnya.

Di sisi lain, Executive Chairman Digital Banking Institute Bari Arijono menyoroti risiko-risiko baru yang muncul dari pesatnya perkembangan cryptocurrency. Menurutnya, dari sisi ekonomi, ekonomi digital yang saat ini digaungkan akan mulai bergeser ke ekonomi distribusi atau ekonomi blockchain.

Dari evolution of money dapat dilihat perkembangannya cukup cepat bagaimana cryptocurrency saat ini sudah ada di depan mata dan sudah 12 juta pengguna baik pedagang maupun investor yang aktif menggunakan mata uang digital di jaringan internet tersebut.

"Banyak sekali kegiatan menggunakan cryptocurrency dan perkembangan cukup cepat di Indonesia ada sekitar Rp400 triliun transaksi dan melebihi Bursa Efek Indonesia ini suatu fenomena. Jadi harus kita lihat disini secara betul-betul sebagai emergency buat kita apakah akan ada risiko digital baru yang muncul dan bagaimana kita mitigasinya," ucap Bari.

Dia menuturkan, pesatnya perkembangan cryptocurrency pada gilirannya akan membuat bank sentral seperti Bank Indonesia untuk membuat Central Bank Digital Currency (CBDC) seperti Rupiah Digital.

Dengan adanya CBDC, kata dia, risiko akan muncul lebih besar lagi. Menurutnya, ada 7 isu utamanya untuk industri perbankan, yaitu peretasan, skimming, defacing, phising, social engineering, business email comprise, CEO fraud

"Dari ketujuh isu itu ternyata kegiatannya yang paling banyak merugikan adalah social engineering (rekayasa sosial). Kita sering tertipu oleh kegiatan yang mengatasnamakan jasa keuangan di WA, Instagram, atau Facebook. Kedua adalah hacking yang sudah kian canggih, dan ketiga skimming," kata dia.

Editor: Jujuk Ernawati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut