Riset Bank DBS: Fintech Hadir, Bank-Bank Besar Bisa Punah
JAKARTA, iNews.id – Bank terbesar Singapura, Bank DBS memperingatkan bank-bank besar bersiap menghadapi disrupsi di industri jasa keuangan. Kehadiran perusahaan teknologi finansial atau fintech dinilai akan mengubah wajah industri perbankan, termasuk di Indonesia.
Bank DBS menyebut, fintech memiliki keunggulan kompetitif karena memberikan layanan jauh lebih cepat lewat teknologi dibandingkan bank tradisional. Di masa depan, Di masa depan, fintech akan tersedia di banyak lokasi dan memotong akses langsung bank kepada nasabah.
“Bank-bank besar kemungkinan masih memiliki kelebihan karena ukurannya yang besar, namun melambat sehingga dapat mengarah pada kepunahan. Pada tahun 2030, produk digital banking akan menjadi prasyarat dasar, bukan sekedar unjuk kebolehan,” kata Bank DBS, dalam risetnya yang dikutip Kamis (28/6/2018).
Bank tersebut menilai ekosistem digital Indonesia berada di jalur yang tepat, ditandai dengan harga ponsel pintar yang semakin terjangkau, banyaknya anak muda, dan pendidikan yang lebih baik. Kondisi ini dinilai hampir mirip dengan China yang saat ini mendorong penggunaan uang nontunai secara besar-besaran.
Hadirnya teknologi di sektor pembayaran, termasuk e-money dinilai tepat karena potensi e-money mencapai Rp3.000 triliun dan potensi pendapatan mencapai Rp47 triliun dari pendapatan layanan pada 2013. Fintech dinilai lebih efisien dengan teknologi sehingga bisa meraup keuntungan lebih baik. Berdasarkan hitung-hitungan Bank DBS, tiap penurunan 1 persen biaya operasional pendapatan operasional (BOPO) akan menghasilkan peningkatan 2,5 persen laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA).