Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Apindo Ajak 1.000 Pengusaha Gotong Royong Atasi Stunting di Tanah Air
Advertisement . Scroll to see content

Rupiah Terus Melemah, Apindo: Sangat Mengganggu Pelaku Usaha

Senin, 23 Oktober 2023 - 20:34:00 WIB
Rupiah Terus Melemah, Apindo: Sangat Mengganggu Pelaku Usaha
Nilai tukar rupiah terus melemah terhadap dolar AS dalam tiga bulan terakhir. (Foto: dok iNews)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengatakan nilai tukar rupiah yang terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) selama tiga bulan terakhir sangat mengganggu pelaku usaha

Pada penutupan perdagangan Senin (23/10/2023), rupiah ditutup hampir menembus Rp16.000 per dolar AS, tepatnya di Rp15.933 per dolar AS dari penutupan pekan lalu di posisi Rp15.889 per dolar AS. 

Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, mengatakan pelemahan rupiah selama tiga bulan terakhir sudah sangat menganggu pelaku usaha, khususnya dalam bentuk penggelembungan overhead cost usaha sehingga pertumbuhan produktifitas atau kinerja usaha dan daya saing ekspor menurun. 

"Beberapa pelaku usaha di sektor juga terpaksa menaikan harga jual di pasar karena kenaikan overhead cost yang disebabkan oleh efek pelemahan nilai tukar terhadap beban impor bahan baku atau penolong dan barang modal," kata Shinta kepada MPI, Senin (23/10/2023).

Oleh karena itu Shinta berharap agar pelemahan nilai tukar bisa segera dihentikan atau rupiah bisa kembali menguat dalam waktu dekat secara sustainable, meskipun harus dilakukan dengan cara menaikkan suku bunga acuan.

"Kenaikan suku bunga diproyeksikan memperparah peningkatan beban overhead cost usaha yg sudah terjadi selama ini," ujar Shinta.

Dia menambahkan, Apindo melihat bahwa potensi pelemahan rupiah masih sangat tinggi hingga akhir tahun, khususnya bila The Fed menaikkan suku bunga acuannya untuk mengendalikan inflasi di AS atau bila konflik di Timur Tengah meluas atau semakin mempengaruhi harga dan supply migas di pasar global. 

Dalam kedua kasus tersebut, lanjut Shinta, pelemahan rupiah dan mata uang lain di dunia dapat terjadi secara signifikan, tergantung pada ketahanan atau fundamental ekonomi masing-masing.

"Karena itu, kami memahami dan mendukung langkah antisipatif BI dengan meningkatkan suku bunga acuan krn risiko pelemahannya semakin besar. Semoga saja dengan langkah kebijakan ini, pelemahan nilai tukar bisa diminimalisir, bahkan rupiah bisa menguat," ungkap Shinta.

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut