Rusia Tambah Lagi Dana Cadangan Rp138 Triliun untuk Selamatkan Ekonomi
MOSKOW, iNews.id - Pemerintah Rusia memutuskan menambah dana cadangan daruratnya sebesar 551,4 miliar rubel (9,5 miliar dolar AS) atau setara Rp138,81 triliun pada Kamis (9/6/2022) waktu setempat. Hal ini dilakukan Kremlin untuk meningkatkan paket stimulusnya dalam upaya melindungi ekonomi dari dampak sanksi Barat dan invasi di Ukraina.
Mengutip Reuters, peningkatan cadangan ini diambil dari keuntungan ekstra yang dihasilkan ekspor minyak dan gas Rusia. Disebut penghasilan dari ekspor komoditas tersebut mencapai ratusan juta dolar per hari meskipun ada sanksi Barat.
"Dana tersebut akan digunakan sebagian untuk melaksanakan langkah-langkah yang bertujuan untuk memastikan stabilitas pembangunan ekonomi dalam kondisi kendala eksternal," tulis keterangan pemerintah dalam sebuah pernyataan dikutip, Jumat (10/6/2022).
Seperti diketahui, negara-negara Barat telah menetapkan berbagai paket sanksi terhadap Rusia yang belum pernah terjadi sebelumnya, termasuk membekukan sekitar setengah dari emas bank sentral dan cadangan mata uang asing. Pembekuan ini dilakukan setelah Moskow mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari dalam apa yang disebutnya sebagai operasi militer khusus.
Rusia sebelumnya mengarahkan keuntungan minyak dan gas ke dalam dana kekayaan negara senilai 198 miliar dolar AS. Tapi dana cadangan darurat merupakan pot uang tunai yang lebih fleksibel, memungkinkan pemerintah untuk menutup defisitnya sendiri, mendukung pengeluaran sosial seperti kenaikan darurat baru-baru ini dan bereaksi terhadap krisis ekonomi yang membayangi.
Pemerintah menambahkan 791,6 miliar rubel (13,56 miliar dolar AS) ke dana darurat pada Mei lalu.
Ekonomi Rusia bersiap untuk resesi terbesarnya dalam lebih dari dua dekade karena menghadapi disintegrasi penuh dari 30 tahun investasi yang dapat menghapus keuntungan ekonomi selama 15 tahun.
Kremlin telah mulai mengerahkan sumber dayanya untuk mendukung bisnis terbesar di negara itu dalam upaya untuk meringankan krisis ekonomi yang telah melihat inflasi naik ke level tertinggi dalam dua dekade dan akan melihat pendapatan rumah tangga jatuh dalam beberapa bulan mendatang.
Pada Mei, pemerintah menyuntikkan 4 miliar dolar AS ke Russian Railways, perusahaan terbesar di negara itu, dan telah menjanjikan 1,75 miliar dolar AS untuk maskapai milik negara, Aeroflot.
Editor: Aditya Pratama