Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kamboja Bantah Rekrut Tentara Bayaran Asing dari Rusia Lawan Thailand
Advertisement . Scroll to see content

Rusia Tangguhkan Kesepakatan Ekspor Gandum Ukraina, Biden Marah: Benar-benar Keterlaluan

Minggu, 30 Oktober 2022 - 11:24:00 WIB
Rusia Tangguhkan Kesepakatan Ekspor Gandum Ukraina, Biden Marah: Benar-benar Keterlaluan
Rusia tangguhkan kesepakatan ekspor gandum Ukraina, Presiden AS Joe Biden marah Foto: Reuters
Advertisement . Scroll to see content

MOSKOW, iNews.id - Rusia menangguhkan kesepakatan untuk mengizinkan ekspor gandum Ukraina dari pelabuhan Laut Hitam setelah serangan pesawat tak berawak terhadap kapal angkatan laut miliknya. Ini berpotensi memperburuk krisis pangan global dan membuat harga gandum melonjak lagi. 

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden marah dan mengecam langkah tersebut. Menurutnya, tindakan Rusia sangat keterlaluan. 

"Ini benar-benar keterlaluan. Ini akan meningkatkan kelaparan," kata Biden di Delaware, dikutip dari Bloomberg, Minggu (30/10/2022). 

Adapun penangguhan kesepakatan terjadi beberapa jam setelah Rusia menyatakan Ukraina melakukan serangan terhadap armadanya di Laut Hitam di lepas pantai Sevastopol, Krimea. Namun Ukraina belum mengonfirmasi perannya dalam serangan yang dipimpin drone, tetapi menyerukan reaksi internasional yang keras terhadap keputusan Rusia.

"Mereka selalu mencari alasan untuk dapat mengatakan alasan mereka melakukan sesuatu yang keterlaluan adalah karena Barat membuat mereka melakukannya. Tidak ada manfaat dari apa yang mereka lakukan. PBB merundingkan kesepakatan tersebut dan harus menjadi akhir dari itu," tutur Biden.

Rusia memiliki pola pembalasan terhadap serangan di Krimea, yang dianeksasi oleh Presiden AS Vladimir Putin pada 2014. Pasukan Kremlin melepaskan rentetan serangan terhadap jaringan listrik Ukraina dan infrastruktur utama lainnya menyusul serangan sebelumnya yang dikaitkan dengan Ukraina, yakni ledakan di Jembatan Selat Kerch antara daratan Rusia dan Krimea.

Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut penangguhan kesepakatan gandum untuk jangka waktu tidak terbatas, sehingga meredupkan prospek pembicaraan untuk memperpanjang perjanjian melampaui tanggal akhir 19 November 2022. Dibantu oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Turki pada Juli lalu, perjanjian jalur aman sangat penting dalam memungkinkan aliran jutaan ton biji-bijian yang menumpuk di Ukraina sejak invasi Rusia, selain hasil panen baru.

Dalam pidatonya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan, sekitar 170 kapal saat ini terdampar, dengan beberapa di antaranya menunggu lebih dari tiga minggu. Itu, berarti lebih dari 2 juta ton makanan ada di laut.

"Ini benar-benar blokade yang disengaja oleh Rusia. Ini adalah niat yang benar-benar transparan dari Rusia untuk mengembalikan ancaman kelaparan skala besar ke Afrika dan Asia," ujar Zelenskiy.

Penangguhan kesepakatan yang dianggap sebagai langkah penting untuk meredakan krisis pangan global bisa mengancam konflik lebih luas di luar Eropa.

Putin telah berulang kali mengeluh tentang kesepakatan itu, dengan mengatakan tidak cukup pengiriman yang didistribusikan ke negara-negara miskin. Rusia juga menyatakan, biji-bijian dan barang-barang pertaniannya sendiri tidak diizinkan memiliki akses yang sama ke pasar global.

Namun, klaim bahwa negara berkembang tidak mendapat manfaat dari kesepakatan koridor aman tidak didukung oleh data, yang menunjukkan sebagian besar pengiriman telah dilakukan ke negara-negara tersebut.

Sementara para petani dan pedagang gandum dengan cemas menyaksikan diskusi tersebut. Penjualan ke depan sudah mengering di tengah kekhawatiran perjanjian itu akan berakhir, dan Ukraina juga telah meningkatkan kekhawatiran tentang kapalnya yang menumpuk menunggu untuk diperiksa sebagai bagian dari perjanjian.

Penangguhan yang berkepanjangan dapat mengirimkan kejutan melalui pasar tanaman global. Saat harga biji-bijian telah mmebaik dalam beberapa bulan terakhir, dolar AS yang melonjak telah membuat importir berjuang untuk melakukan pembayaran dan meningkatkan ancaman kekurangan.

Ukraina juga mengekspor tanaman melalui darat dan sungai, tetapi kesepakatan jalur aman sangat penting dalam meningkatkan aliran biji-bijian dari salah satu produsen terpenting dunia secara signifikan. Lebih dari 9 juta ton barang telah meninggalkan pelabuhan Laut Hitam Ukraina sejak kapal pertama berlayar 1 Agustus.

Editor: Jujuk Ernawati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut