Saham Formosa Ingredient Factory (BOBA) Tembus ARA di Hari Pertama Melantai di Bursa
JAKARTA, iNews.id - Saham PT Formosa Ingredient Factory Tbk menyentuh Auto Reject Atas (ARA) pada perdagangan hari pertama usai resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Emiten dengan kode saham BOBA ini menguat 25 persen atau 70 poin ke level Rp350 per saham di penutupan perdagangan hari ini.
BOBA menerbitkan sebanyak 140 juta saham perdana dengan harga penawaran Rp280 per saham pada pembukaan perdagangan, Senin (1/11/2021). Sepanjang perdagangan hari ini, harga saham BOBA berada di level Rp330 sampai dengan Rp350 per saham.
Saham BOBA ditransaksikan dengan volume 65,01 juta saham, dan total frekuensi perdagangan tercatat 7.835 kali. Nilai transaksi perdagangan hari ini mencapai Rp 22,73 miliar, dan nilai kapitalisasi pasar melonjak menjadi Rp 404,51 miliar.
Berdasarkan data Bookbuilding yang dilakukan oleh perusahaan pada 5-11 Oktober 2021 di laman e-IPO diketahui, ada kelebihan pemesanan saham atau oversubscribed sebanyak 2,63 kali dari total penawaran atau 5,25 kali dari porsi pooling. Pihak yang bertindak selaku penjamin pelaksana emisi dalam IPO ini adalah PT Victoria Sekuritas Indonesia.
Menurut prospektus ringkas, Formosa menerbitkan sebanyak 12,11 persen dari total modal disetor setelah initial public offering (IPO) dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Melalui penetapan harga penawaran saham Rp280, perusahaan memperoleh dana sebesar Rp39,2 miliar.
Direktur Utama Formosa Ingredient Yunita Sugiarto mengatakan dana hasil penawaran umum perdana saham akan digunakan untuk modal kerja perseroan, khususnya membeli bahan baku, dan bahan penunjang. Selain itu, Formosa juga akan menggunakan dana tersebut untuk biaya operasional dan biaya pemasaran guna memperluas jaringan pemasaran dengan distribusi ke daerah-daerah lain.
"Termasuk promosi-promosi yang dilakukan ke daerah guna mendukung pertumbuhan perseroan ke depannya," ujar Yunita.
Yunita meyakini prospek usaha perseroan ke depan akan berjalan baik. Hal ini mengingat bisnis perseroan di industri makanan dan minuman memiliki potensi untuk bertumbuh dengan dukungan permintaan konsumsi masyarakat kelas menengah.