Segini Harta Pewaris Samsung yang Dibebaskan dari Penjara untuk Pulihkan Ekonomi
SEOUL, iNews.id - Pewaris Samsung Lee Jae-yong yang dihukum karena melakukan penyuapan dan penggelapan pada 2017 lalu mendapatkan pengampunan presiden secara khusus. Salah satu penjahat kerah putih paling kuat di Korea Selatan (Korsel) itu sudah dua kali dipenjara karena menyuap mantan presiden.
Mengutip BBC, pemerintah Korsel membenarkan hal tersebut, dengan mengatakan pemimpin de facto dari perusahaan terbesar di sana dibutuhkan kembali untuk memimpin pemulihan ekonomi pascapandemi.
Adapun kejahatan Lee secara langsung terkait dengan skandal korupsi yang menyebabkan presiden periode 2013-2017 Park Geun-Hye dipenjara. Taipan yang dijuluki Putra Mahkota Samsung itu memberi suap 8 juta dolar AS kepada Presiden Park dan rekannya untuk mengamankan dukungan terhadap merger yang ditentang oleh pemegang saham, yang akan menopang kendalinya atas kerajaan keluarganya.
Ketika terungkap, jutaan warga Korsel melakukan protes. Mereka menuntut diakhirinya pemerintahan Park dan penggabungan antara politik dan bisnis.
Parlemen Korea memakzulkan Park dan dia dipenjara pada 2017 selama 25 tahun. Sementara Lee, yang juga dikenal sebagai Jay Y Lee di Barat, dipenjara setahun kemudian karena pelanggaran termasuk menggelapkan dana perusahaan untuk membeli kuda senilai 800.000 dolar AS yang diberikan kepada putri teman presiden.
Kasus Lee menegaskan kembali konsepsi populer bahwa para pemimpin bisnis tidak tersentuh dan di atas hukum. Di Korea, konglomerat raksasa mendominasi ekonomi, dengan 10 besar menyumbang sekitar 80 persen dari PDB.
Dikenal sebagai chaebol, mereka adalah para pendiri atau pemilik perusahaan konglomerasi yang dikendalikan keluarga yang menyediakan berbagai layanan. LG, Hyundai, Lotte, dan SK di antaranya. Tapi Samsung adalah yang terbesar dan paling kuat dari semuanya.
Sebagai pembuat smartphone terbesar di dunia, Samsung adalah merek elektronik global. Tapi di Korea Selatan, bisnisnya lebih banyak lagi, seperti rumah sakit, hotel, paket asuransi, papan reklame, galangan kapal, dan bahkan taman hiburan.
Chaebol sangat didukung oleh pemerintah setelah Perang Korea. Mereka diberi insentif listrik dan pajak yang lebih murah, bahkan membantu menekan gerakan serikat pekerja. Tetapi monopoli yang dihasilkan juga menghancurkan persaingan, melumpuhkan gerakan buruh, dan praktik-praktik mereka melahirkan kasus suap dan korupsi selama puluhan tahun.
Prof YoonKyung Lee, sosiolog politik di University of Toronto mengatakan, dalam banyak kasus, eksekutif diberikan hukuman ringan atau penangguhan.
Ayah Lee sendiri, Lee Kun-hee dihukum karena penyuapan dan penipuan pada 1990-an ketika dia menjadi ketua Samsung, namun dia tidak menjalani satu hari pun di penjara. Jadi pada 2017, ketika putranya diseret ke sel dengan hukuman lima tahun, para aktivis berharap kasus ini akan menandai titik balik.
Namun, pengadilan banding membebaskannya. Pengadilan yang lebih tinggi kemudian memerintahkan pengadilan ulang, di mana dia kembali dinyatakan bersalah dan dipenjara. Tetapi hanya beberapa bulan setelah dipenjara, pemerintah Presiden Moon Jae-in membebaskannya secara bersyarat, dengan alasan demi kepentingan nasional.
Sejak itu, dia kembali sebagai wajah publik Samsung. Bahkan, pada Mei lalu, dia menyapa Presiden AS Joe Biden dalam kunjungan dagang ke Korea Selatan.
Lee masih menghadapi tuduhan kriminal, mencurangi penilaian perusahaan, penipuan akuntansi, dan membuat keputusan bisnis Samsung yang melanggar ketentuan hukumannya. Grasi berarti dia akan dapat melanjutkan sepenuhnya tanggung jawab eksekutifnya.
Sementara itu, mengutip Forbes, Lee adalah Wakil Ketua Samsung Electronics. Taipan berusia 54 tahun itu merupakan orang terkaya kedua dalam peringkat 50 orang terkaya Korea Selatan versi Forbes 2022. Kekayaannya saat ini tercatat sebesar 17 miliar dolar AS atau setara Rp24,9 triliun.
Editor: Jujuk Ernawati