Setelah Nissan, Kini Hyundai Pertimbangkan Jual Pabrik di Rusia
SEOUL, iNews.id - Hyundai Motor tengah mempertimbangkan opsi untuk menghentikan operasinya di Rusia. Salah satu yang akan dilakukan perusahaan otomotif asal Korea Selatan itu adalah menjual pabriknya.
Mengutip Reuters, banyak pabrik di Rusia telah menangguhkan produksi dan menerapkan cuti pada pekerjanya karena kekurangan peralatan berteknologi tinggi. Hal ini imbas sanksi dan eksodus perusahaan Barat sejak Moskow mengirim angkatan bersenjata ke Ukraina pada 24 Februari lalu.
Hyundai Motor baru-baru ini menyerahkan sebuah laporan kepada manajemen yang menganalisis prospek masa depannya di Rusia karena lingkungan operasi yang sulit, menurut surat kabar Dong-a Ilbo.
Hyundai Motor bersama dengan afiliasi Kia Corp termasuk di antara 10 produsen mobil terbesar di dunia berdasarkan penjualan, membangun sekitar 200.000 kendaraan per tahun di Rusia. Angka ini sekitar 4 persen dari kapasitas produksi globalnya.
"Kami memperkirakan bahwa Hyundai dan Kia bersama-sama dapat menghasilkan setidaknya kerugian 450 miliar won (315 juta dolar AS) tahun ini karena lingkungan bisnis di Rusia," ujar analis di Samsung Securities, Esther Yim dikutip, Selasa (18/10/2022).
Hyundai Motor menangguhkan operasi di pabriknya di Rusia pada Maret 2022 dan pengajuan peraturan dari perusahaan menunjukkan tidak ada penjualan mobil di negara itu pada Agustus dan September.
"Meskipun masih belum jelas apa yang akan dilakukan Hyundai dengan pabriknya di Rusia, Hyundai memiliki banyak faktor untuk benar-benar keluar dari Rusia, seperti situasi keuangan dan hubungannya dengan Rusia dan Amerika Serikat," ujar analis Korea Investment & Securities, Kim Jin-woo.
Pekan lalu, Nissan Motor Co Ltd menyampaikan akan menyerahkan bisnisnya di Rusia kepada entitas milik negara untuk 1 euro. Perusahaan mengalami kerugian 687 juta dolar AS akibat hal tersebut.
Editor: Aditya Pratama