Siapa Sosok di Balik Mie Gacoan? Jaringan Restoran Mi Pedas Nomor 1 di Indonesia
JAKARTA, iNews.id - Mie Gacoan menjadi salah satu kuliner yang sedang hits saat ini. Banyak anak muda maupun para pencinta mi yang menyukai hidangan pedas satu ini.
Mie Gacoan merupakan salah satu bisnis kuliner yang hadir dengan konsep kuliner mi pedas. Mie Gacoan adalah sebuah merek dagang dari jaringan restoran mi pedas nomor 1 di Indonesia, yang menjadi anak usaha PT Pesta Pora Abadi.
Produk Mie Gacoan pun memiliki beragam level kepedasan mulai dari 0 hingga 6. Beberapa menu yang disejikan, di antaranya Mie Angel, Mie Setan, dan Mie Iblis, dengan harga yang ditawarkan pun sangat terjangkau sekitar Rp10.000-an, namun jika beli melalui aplikasi driver ojek online bisa sedikit lebih mahal.
Melejitnya popularitas Mie Gacoan tidak terlepas dari peran dan kerja keras seorang pengusaha muda bernama Harris Kristanto. Berdasarkan data di LinkedIn, Harris Kristanto merupakan Human Resources Director Mie Gacoan.
Meski dalam akunnya di Instagram, Harris menulis keterangan bahwa dirinya bukan pemilik dari brand kuliner ini, namun beberapa sumber menyebutkan perannya cukup penting dalam membesarkan bisnis tersebut.
Harris merupakan seorang pengusaha muda lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Dia menempuh pendidikan tersebut pada 2007 hingga 2010.
Mie Gacoan didirikan pada 2016 di Kota Malang, Jawa Timur. Nama Mie Gacoan diambil dari bahasa Jawa, yakni Gaco, yang artinya jagoan atau andalan.
Dalam mengembangkan usaha, Mie Gacoan bekerja sama dengan jasa pesan antar makanan seperti GrabFood, GoFood, dan Shopee Food untuk meningkatkan penjualan. Strategi bisnis ini mampu meningkatkan keuntungan Mie Gacoan hingga 40-50 persen.
Berkat strategi bisnis tersebut, Mie Gacoan telah memiliki banyak cabang yang tersebar di lebih dari 20 wilayah Jawa dan Bali. Harris dan ketiga rekannya berhasil mempekerjakan lebih dari 3.000 karyawan dengan target penambahan karyawan menjadi 5.000 orang tahun ini, dan 100 store Mie Gacoan di seluruh Indonesia.
Editor: Jujuk Ernawati