SKK Migas Targetkan Peningkatan Investasi Eksplorasi Rp45 Triliun
Benny mengungkapkan, jumlah pengeboran sumur eksplorasi pada tahun ini ditargetkan sebanyak 57 sumur, sedangkan tahun depan diperkirakan akan meningkat hingga 97 sumur. Kemudian pada 2025 dan tahun-tahun berikutnya ditargetkan di atas 100 sumur.
“Untuk merealisasikan target tersebut dibutuhkan investasi eksplorasi yang besar hingga sekitar 3 miliar dolar AS atau setara dengan Rp45 triliun,” ujar Benny.
Menurutnya, sebagai industri yang memiliki resiko tinggi dan butuh waktu yang lama sejak eksplorasi hingga bisa diproduksi, maka iklim investasi hulu migas harus dijaga betul. Kata dia, tidak cukup hanya menarik tetapi juga memberikan kepastian secara hukum.
Direktur Eksplorasi Pertamina Hulu Energi Muharram Jaya Penguriseng menyampaikan bahwa kebutuhan energi migas tidak turun tapi justru meningkat. Berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional, kebutuhan energi secara nasional pada 2050 mencapai sekitar 1.000 MTOE dengan prosentase 44 persen berasal dari migas, sehingga ada sekitar 440 MTOE yang harus dipenuhi.
Pertamina Hulu Energi memiliki tiga strategi utama. Pertama adalah sustain, yaitu untuk area yang sudah mature (existing asset) akan terus dilakukan eksplorasi dengan konsep eksplorasi yang baru dan teknologi baru.
Kedua adalah kategori growth, di mana Pertamina aktif di open area karena memiliki peluang mendapatkan big fish, tentunya dengan risiko yang besar dan biaya yang besar. Ketiga adalah melakukan kemitraan (partnership) yang dalam pelaksanannya tidak hanya sharing investasi tetapi juga sharing knowledge untuk menghasilkan hasil terbaik.
Potensi migas di Indonesia masih menjanjikan, saat ini cekungan migas yang sudah disentuh 20 persen, yaitu sudah punya license (Wilayah Kerja) yang sudah dibor lebih kecil lagi prosentasenya. Yang belum disentuh ada 80 persen, sehingga secara peluang masih menarik.
Muharram menyampaikan bahwa success ratio (SR) pengeboran oleh Pertamina pada 2021 sebesar 36 persen, pada 2022 SR meningkat menjadi 64,7 persen dan hingga Mei 2023 berhasil mencapai SR 100 persen. Temuan sumber daya pun berhasil ditemukan dalam beberapa pengeboran, antara lain sumur GQX, Manpatu 1-X, dan WLL-001.
Upaya agresif Pertamina Hulu Energi dalam melakukan aktivitas eksplorasi tidak terlepas dari tantangan yang harus dihadapi, di antaranya perizinan dan pengadaan lahan, pengadaan, ketersediaan dan kesiapan rig, serta hal-hal yang terkait dengan teknis operasional dan subsurface.
“Hambatan tentu selalu ada dan itu menjadi dinamika yang mesti dihadapi. Untuk menyelesaikan tantangan tersebut, kami melakukan akselerasi perizinan dan pembebasan lahan, farm in dan kontrak bersama, prioritisasi rig untuk sumur eksplorasi, penambahan data & quality assurance," ucap Muharram.
Editor: Jujuk Ernawati