Sosok Mutiara Siti Fatimah, Pendiri Blue Bird yang Pernah Jadi Dosen hingga Jualan Batik
JAKARTA, iNews.id - PT Blue Bird Tbk memulai sejarahnya pada tahun 1965 saat istri Djokosoetono, Mutiara Siti Fatimah Djokosoetono beserta dua anaknya, Chandra Suharto dan Purnomo Prawiro, mulai mengoperasikan taksi tanpa argo dengan nama "Chandra Taxi". Mutiara Siti Fatimah atau akrab disapa Ibu Djoko terlebih dahulu menjadi seorang dosen, penjual batik keliling dan pedagang telur asin sebelum memulai bisnis di industri transportasi.
Direktur Utama Blue Bird, Sigit Djokosoetono menjelaskan, tujuan pendirian Blue Bird adalah untuk menghasilkan uang. Sementara visinya, yaitu membangun kendaraan yang menghasilkan uang untuk makan.
"Blue Bird didirikan oleh wanita yang memang berusaha menghidupi keluarganya dengan tujuan misinya menjadi pilar utama untuk menghasilkan uang. Sebelum mendirikan Blue Bird, kegiatan yang dilakukanmenjadi guru di sekolah hukum, berjualan batik dan telur," ujar Direktur Utama Blue Bird, Sigit Djokosoetono.
Sigit menceritakan, dalam mendirikan Blue Bird Ibu Djoko terlebih dahulu mengutamakan sisi keamanan pelanggannya. Kemudian, setelahnya dari sisi kendaraan tersebut.
Adapun pada tahun 1972 Blue Bird resmi mengeluarkan 25 armada Blue Bird Holden Torana mengaspal di Jakarta. Blue Bird menjadi taksi pertama yang menggunakan sistem tarif berdasarkan argometer.
Seiring waktu, pada tahun 2012, perusahaan melakukan restrukturisasi dengan membentuk 17 anak usaha untuk melakukan kegiatan bisnis secara langsung. Kemudian, pada 5 November 2014, perusahaan resmi melantai di Bursa Efek Indonesia.