Sosok Pavel Durov, Pendiri Telegram Berharta Rp238 Triliun yang Ditangkap di Prancis
JAKARTA, iNews.id - Pendiri sekaligus CEO Telegram, Pavel Durov ditangkap di Bandara Bourget, Sabtu (24/8/2024) waktu setempat. Sampai saat ini Durov masih dalam penahanan aparat berwenang.
Durov ditangkap berdasarkan permintaan dari departemen Prancis yang bertanggung jawab untuk memerangi kejahatan sejenis.
Menurut media Prancis, pengadilan percaya bahwa ada sejumlah alasan, termasuk penolakan Telegram untuk bekerja sama dengan otoritas negara, yang membuat Durov terlibat dalam sejumlah kejahatan.
Pria kelahiran Rusia ini merupakan pendiri dan pemilik aplikasi perpesanan Telegram. Platform ini bersaing dengan sejumlah aplikasi media sosial lainnya seperti WhatsApp, Instagram, TikTok, dan Wechat.
Mengutip Reuters, pria berusia 39 tahun yang kekayaannya diperkirakan oleh Forbes mencapai 15,5 miliar dolar AS atau setara Rp238,91 triliun ini meninggalkan Rusia pada tahun 2014 setelah menolak untuk mematuhi tuntutan pemerintah untuk menutup komunitas oposisi di platform media sosial VKontakte yang sebelumnya dimiliki Durov dan kini sudah dijual.
Pada tahun 2017, Durov dan Telegram pindah ke Dubai, dan menurut media Prancis dia juga telah menerima kewarganegaraan Uni Emirat Arab (UEA). Selain itu, dia telah menjadi warga negara Prancis pada bulan Agustus 2021.
Tak hanya Prancis, Durov juga tercatat sebagai warga negara St. Kitts dan Nevis, negara kepulauan ganda di Karibia, menurut laporan media.
Telegram cukup berpengaruh di Rusia, Ukraina, dan negara-negara bekas Uni Soviet. Telegram telah menjadi sumber informasi penting tentang perang Rusia di Ukraina, yang banyak digunakan oleh pejabat Moskow dan Kyiv. Sejumlah analis menyebut aplikasi tersebut sebagai 'medan perang virtual' pada perang tersebut.