Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Purbaya Siapkan Pinjaman Rp240 Triliun untuk Daerah, Ekonom Soroti Potensi Beban Tambahan Pemda
Advertisement . Scroll to see content

Sri Lanka Berusaha Amankan Dana Rp72 Triliun untuk Pembayaran Impor

Jumat, 03 Juni 2022 - 06:39:00 WIB
Sri Lanka Berusaha Amankan Dana Rp72 Triliun untuk Pembayaran Impor
Sri Lanka berusaha amankan dana Rp72 triliun untuk pembayaran impor. Foto: Reuters
Advertisement . Scroll to see content

KOLOMBO, iNews.id - Sri Lanka berusaha mengamankan sekitar 5 miliar dolar AS atau setara Rp72,3 triliun dalam pendaaan tahun ini untuk menutupi pembayaran impor bahan bakar dan barang lainnya yang dibeli secara kredit. Selain itu, 1 miliar dolar AS lagi untuk meningkatkan cadangan devisanya. 

Sri Lanka bergulat dengan krisis terburuk dalam lebih dari 70 tahun dengan kekurangan devisa yang parah, yang membuat negara itu berjuang untuk membayar impor penting seperti makanan, bahan bakar, pupuk, dan obat-obatan. Adapun cadangan devisa Sri Lanka sebesar 1,81 miliar dolar AS pada April lalu. 

Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe telah menaikkan pajak untuk menopang pendapatan pemerintah dan berencana untuk memotong pengeluaran secara tajam dalam anggaran sementara yang akan disajikan dalam beberapa pekan mendatang. Sri Lanka juga sedang merundingkan paket bailout dengan Dana Moneter Internasional (IMF), yang berpotensi memungkinkannya meminjam setidaknya 3 miliar dolar AS melalui fasilitas dana tambahan pemberi pinjaman.

"Dia menjelaskan diskusi dengan IMF sedang berlangsung dan dia berharap negosiasi akan selesai pada akhir bulan," kata kantor Wickremesinghe dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters, Jumat (3/6/2022). 

Wickremesinghe mengatakan, setiap bridging finance akan bergantung pada tercapainya kesepakatan Sri Lanka dengan IMF. Sejauh ini, Sri Lanka telah menerima dua kredit senilai 1,5 miliar dolar AS dari India untuk bahan bakar dan impor penting. Para negara tetangga juga sedang dalam pembicaraan untuk pemberian kredit 500 juta dolar untuk mendanai impor bahan bakar.

Sri Lanka juga meminta bantuan negara lain, termasuk Jepang, yang memiliki hubungan komersial lama dengan negara kepulauan itu. Namun, hubungan dengan Tokyo, yang juga telah menjadi pemberi pinjaman utama ke Sri Lanka, mendingin setelah Sri Lanka membatalkan proyek kereta api senilai 1,5 miliar dolar AS yang sebagian besar akan didanai oleh Jepang pada 2020 lalu.

"Dia (Wickremesinghe) menambahkan hubungan dengan Jepang telah rusak, dan akan memakan waktu lama untuk memperbaiki hubungan itu dan mendapatkan kembali kepercayaan mereka," kata pernyataan dari kantor perdana menteri. 

Editor: Jujuk Ernawati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut