Sri Mulyani: Kalau Tambah Anggaran Subsidi BBM, dari Mana, Suruh Ngutang?
Dia membeberkan, pemerintah awalnya mengasumsikan rata-rata harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) sebesar 100 dolar AS per barrel. Namun, realisasinya di atas itu atau di level 105 dolar AS per barrel.
Sedangkan nilai tukar rupiah yang semula diasumsikan sebesar Rp14.450 per dolar AS, juga melemah menjadi Rp14.750 per dolar AS. Depresiasi rupiah ini membuat Indonesia harus membayar lebih mahal untuk impor minyak mentah.
"Itu nambah lagi karena minyaknya masih juga diimpor," ujarnya.
Menurutnya, dengan asumsi ICP 100 dolar AS per barel dan kurs Rp14.450 per dolar AS saja, harga keekonomian Solar mencapai Rp13.950 per liter. Angka itu jauh dari harga jual saat ini R 5.150 per liter.
Begitu juga dengan harga keekonomian Pertalite Rp14.450 per liter, namun dijual Rp7.650 per liter. Menurut Sri Mulyani, selisih tersebut yang harus ditanggung pemerintah dengan memberikan subsidi dan kompensasi.
"Perbedaan Rp8.300 untuk Solar dan Rp6.800 untuk Pertalite itu yang harus kami bayar ke Pertamina," ucapnya.