Sri Mulyani Sebut Inflasi yang Terlalu Rendah Jadi Penanda Ekonomi Melemah
JAKARTA, iNews.id - Inflasi pada tahun ini diperkirakan berada di bawah di target 3 persen. Rendahnya inflasi menjadi penanda pelemahan ekonomi.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menilai rendahnya inflasi tahun ini disebabkan masih lemahnya permintaan. Masyarakat menahan belanja di tengah pandemi Covid-19 yang terjadi sejak Maret lalu, sehingga membuat inflasi secara kumulatif baru mencapai 1,42 persen per September 2020.
Pada kuartal II-2020, konsumsi rumah tangga anjlok 5,51 persen secara kuartalan (qtq). Hal ini menyeret pertumbuhan ekonomi pada kuartal tersebut melambat menjadi 2,97 persen.
"Dengan melihat angka inflasi lebih lemah atau rendah dari ditargetkan, itu menggambarkan bahwa sisi permintaan perlu harus didorong," katanya, Kamis (22/10/2020).
Mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu menambahkan, pada kuartal II-2020, konsumsi pemerintah juga anjlok 6,9 persen. Atas dasar itulah, belanja negara terus didorong, terutama lewat program pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Dengan alokasi mencapai Rp695,2 triliun, anggaran PEN terealisasi Rp344,43 triliun atau 49,5 persen. Hal ini akan terus didorong sehingga permintaan naik.
"Pelaksanaan program PEN yang sangat menentukan tidak hanya sisi daya beli masyarakat yang pada akhirnya diterjemahkan dalam bentuk konsumsi. Namun juga dari sisi ekonomi dunia usaha, yaitu dari sisi investasi," kata dia.
Editor: Rahmat Fiansyah