Deflasi 2 Bulan Beruntun, BI Yakin Inflasi Bakal Naik Akhir Tahun
JAKARTA, iNews.id - Indeks Harga Konsumen (IHK) selama Juli dan Agustus mengalami deflasi masing-masing 0,02 persen dan 0,1 persen. Deflasi selama dua bulan beruntun itu membuat inflasi secara tahunan baru 1,32 persen.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo menyebut tren deflasi hanya sementara. Dia memprediksi inflasi akan kembali naik sejak awal kuartal IV-2020 karena konsumsi tinggi menjelang Natal dan Tahun Baru.
"Kita lihat dari pedagang pasar atau eceran. Jadi harga itu mulai naik di Oktober, November, hingga 2021, karena musim hujan dan ada faktor suplai," katanya di Jakarta, Rabu (2/9/2020).
Deflasi beruntun yang terjadi dalam dua bulan terakhir, kata Dody, bukan semata-mata karena lemahnya permintaan. Namun, akibat produksi dan distribusi barang yang cukup baik.
Dari sisi uang beredar, Dody mengatakan, bank sentral telah melakukan quantitative easing untuk menggerakkan ekonomi. Namun, menurut dia, hal itu belum berdampak tahun ini. Dampak pembelian surat berharga pemerintah oleh BI itu diprediksi baru terasa pada 2021.
"Tentu kondisi sekarang inflasi tetap rendah, tentunya BI merasa tidak perlu menerapkan kebijakan ketat untuk mengelola likuiditas," ucapnya.
BI menargetkan inflasi pada tahun depan tetap berada pada kisaran 3 persen plus minus satu persen. Pada 2020, bank sentral memprediksi inflasi berada di batas bawah dari target yang sama.
Editor: Rahmat Fiansyah