Swasembada Gula Terkendala Pasokan Bahan Baku, Kementan Percepat Perluasan Lahan Tebu
JAKARTA, iNews.id - Pemerintah menargetkan swasembada gula nasional. Namun, hal tersebut terkendala luasan tanaman tebu yang diberdayakan oleh petani belum mampu memenuhi kebutuhan produksi gula di Tanah Air.
Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan), Andi Nur Alam Syah menuturkan, untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan strategi pencapaian swasembada gula nasional. Upaya pencapaian swasembada gula nasional harus dibangun grand strategy mulai dari hulu sampai hilir, di mana rencana perluasan tebu baru seluas 500.000 hektare.
"Oleh karena itu, melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan menargetkan perluasan lahan tebu baru di area seluas 500.000 hektare," kata Andi, Kamis (4/7/2024).
Andi menambahkan, Ditjen Perkebunan Kementan bekerja sama dengan Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Sumber Daya Lahan Pertanian (BBPSI-SDLP) terkait pemetaan potensi areal tebu yang saat ini sudah dilaksanakan ground checking di beberapa lokasi.
Di Jawa Barat meliputi Kabupaten Bandung Barat, Subang, Indramayu dan Majalengka. Setelah itu, Jawa Tengah meliputi Kabupaten Sragen dan Pati. Selanjutnya Sulawesi Tenggara meliputi Kabupaten Bombana, Konawe Selatan dan Konawe. Lalu, Sulawesi Tengah di Kabupaten Sigi, Donggala dan Parigi Montong. Kemudian Nusa Tenggara Timur meliputi Kabupaten Timur Tengah Utara, Timur Tengah Selatan dan Kupang. Serta Sulawesi Selatan di Kabupaten Wajo.
Selain itu, terdapat juga potensi besar di Papua Selatan khususnya distrik tanah miring Kabupaten Merauke. Apalagi disana, bagian dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Pengembangan Ekonomi Merauke (PEM).
Perluasan ini untuk memenuhi kekurangan produksi gula. Berdasarkan hasil rapat koordinasi teknis bidang pangan dan agribisnis, Kemenko Bidang Perekonomian pada 6 Desember 2023 lalu, bahwa kebutuhan gula konsumsi pada 2024 sebesar 2,93 juta ton dengan produksi gula nasional sebesar 2,38 juta ton. Artinya, masih ada defisit sekitar 662.000 ton yang harus dipenuhi.
Karena itu, perlu adanya upaya pemenuhan defisit gula konsumi tersebut. Harapannya, swasembada gula nasional dapat terwujud sebagaimana tertuang dalam Perpres Nomor 40 Tahun 2023 mengenai percepatan swasembada gula nasional dan penyediaan bioetanol sebagai bahan bakar nabati (Biofuel).
Upaya lainnya yakni penyediaan benih dalam satu manajemen pabrik gula (PG) dan penataan varietas hingga penggunaan varietas unggul. Kemudian, penyediaan Saprodi dan Alsintan dan peningkatan kapasitas SDM. Lalu, penerapan GAP, GHP, GMP dan penguatan kemitraan. Serta penerapan sistem pembelian tebu dan Pembiayan Perbankan (KUR).
"Dirjen Perkebunan juga sudah menyiapkan kembali (komoditas) tebu ke dalam pupuk subsidi," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), Mahmudi memandang perlu strategi untuk menguatkan posisi petani tebu. Karena lebih dari 80 persen pasokan Bahan Baku Tebu (BBT) pabrik gula SGN merupakan tebu petani.
Untuk SGN sendiri, target pengembangan lahan pada 2024 seluas 2.536 hektar yang akan didapat melalui agroforestri, sewa lahan tebu serta kerja sama dengan Perhutani.
Editor: Aditya Pratama