Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Blak-blakan! Amran Sulaiman Ungkap 11 Pegawai Kementan Terlibat Beras Oplosan Ditindak
Advertisement . Scroll to see content

Tak Pakai APBN, Pemerintah Impor Sapi Hidup hingga 150.000 Ekor Tahun Ini

Rabu, 18 Juni 2025 - 02:30:00 WIB
Tak Pakai APBN, Pemerintah Impor Sapi Hidup hingga 150.000 Ekor Tahun Ini
Ilustrasi pemerintah target impor sapi hidup sampai 150.000 ekor di tahun ini tanpa APBN. (Foto: ist)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Pemerintah menargetkan impor sapi hidup hingga 150.000 ekor di sepanjang tahun 2025. Hal ini seperti diungkap Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono.

Menurutnya, langkah tersebut diambil sebagai upaya memenuhi kebutuhan nasional terhadap daging dan susu. Di samping itu juga untuk mendorong peningkatan populasi ternak dalam negeri.

“Tahun ini kita targetkan 100.000 sampai 150.000 ekor dan sampai saat ini sudah lebih dari 20.000 ekor sapi hidup yang didatangkan ke Indonesia," ucap dia saat dijumpai di Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (17/6/2025).

Namun, Sudaryono memastikan impor akan dilakukan melalui skema investasi bukan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

“Jadi ini bukan negara yang mengimpor, bukan pakai APBN. Sekali lagi, tolong ditulis dengan benar. Ini adalah investasi, bukan belanja negara,” tegasnya.

Ia menjelaskan, para investor yang terlibat nantinya akan mendirikan fasilitas peternakan di Indonesia. Sapi-sapi impor tersebut akan dipelihara di dalam negeri dan sebagian akan bermitra dengan petani lokal untuk meningkatkan kapasitas produksi domestik.

“Kalau orang investasi bikin pabrik, ini pabriknya tuh pabrik sapi hidup. Jadi didatangkan ke Indonesia, dipelihara, bermitra dengan petani, dan lain-lain. Ini untuk menambah populasi, karena kita memang masih kurang,” ujarnya.

Selain peningkatan pasokan daging, kebijakan ini juga diarahkan untuk memperkuat produksi susu nasional. Ia mengungkap, saat ini Indonesia masih mengimpor sekitar 80 persen kebutuhan susu.

“Presiden ingin kita swasembada, termasuk swasembada susu. Artinya pelan-pelan kita mesti tutup gap 80 persen impor itu. Biasanya investor sudah punya fasilitas pengolahan susu, jadi bukan hanya impor sapi, tapi juga membangun industri pengolahannya di sini,” ucap Sudaryono.

Editor: Puti Aini Yasmin

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut