Tanggapan Kementerian BUMN soal Karyawan Kimia Farma Diduga Teroris
JAKARTA, iNews.id - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memberikan tanggapan soal karyawan BUMN farmasi PT Kimia Farma, yang ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri karena diduga teroris.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, Kementerian BUMN mendukung setiap langkah aparat untuk menuntaskan kasus tersebut.
"Kami dari Kementerian BUMN sangat mendukung, me-support langkah-langkah yang dilakukan oleh Densus 88 dan setiap langkah-langkah aparat untuk menyelesaikan kasus yang mengenai karyawan kimia Farma," kata Arya kepada wartawan, Selasa (14/9/2021).
Dia menuturkan, pemegang saham telah meminta kepada manajemen Kimia Farma agar membantu aparat untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Langkah itu untuk menghimpun semua data secara detail terkait terduga.
"Kami meminta Kimia Farma untuk me-support apa yang dibutuhkan oleh aparat untuk mengetahui detail setiap permasalahan ini," ujarnya.
Sementara itu, dia membantah adanya keterkaitan antara terduga dengan sistem rekrutmen pegawai perusahaan pelat merah. Menurut Arya, terduga merupakan karyawan lama emiten dan tidak berhubungan dengan sistem rekrutmen yang dilakukan manajemen.
Sistem proses rekrutmen terus diperbaharui Kementerian BUMN dan saat ini semakin diperketat di semua perusahaan negara. Karena itu, diyakini terduga terpapar paham radikalisme di luar lingkungan BUMN dan terjadi dalam rentan waktu yang lama.
"Terkait rekrutmen di BUMN, ini kan karyawan Kimia Farma sudah lama. Kita tahu, ini bukan soal perekrutannya, tapi ini mungkin terpapar proses sudah lama juga. Jadi, kami di Kementerian itu terus memperbaharui setiap rekrutmen, terus kita perbaharui dan memang kita ketat soal itu. Sekarang ini sudah ketat," tutur Arya.
Untuk mencegah kasus tersebut, pemegang saham pun menggandeng Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melakukan proses ideologisasi Pancasila di Kimia Farma dan BUMN lainnya.
Editor: Jujuk Ernawati