Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Peringatkan Maskapai Tak Terbang di Wilayah Venezuela, Trump: Jangan Disalahartikan!
Advertisement . Scroll to see content

Terdampak Covid-19, Maskapai Virgin Australia PHK 3.000 Karyawan

Rabu, 05 Agustus 2020 - 10:34:00 WIB
Terdampak Covid-19, Maskapai Virgin Australia PHK 3.000 Karyawan
Virgin Australia Holdings Ltd akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada 3.000 karyawan. (Foto: Ist)
Advertisement . Scroll to see content

BRISBANE, iNews.id - Virgin Australia Holdings Ltd akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada 3.000 karyawan. Hal tersebut berdasarkan keputusan perusahaan ekuitas swasta asal Amerika Serikat (AS) Bain Capital selaku pemilik yang baru.

Perusahaan induk dari maskapai penerbangan Virgin Australia Airlines itu memangkas sepertiga dari total tenaga kerjanya akibat dari krisis bisnis aviasi di tengah pandemi Covid-19. Tak hanya itu, perjalanan internasional akan dihentikan sementara sampai pasar global pulih dan maskapai berbiaya rendah Tiger Australia akan dinonaktifkan.

Virgin Australia hanya akan menerbangkan Boeing 737 pada rute domestik dan jarak pendek, sementara pesawat jumbo termasuk Boeing 777 dan Airbus A320 akan masuk kandang. Semua kebijakan tersebut merupakan langkah Bain Capital untuk menghidupkan kembali Virgin Australia dari keterpurukan pasar.

"Pemulihan trafik perjalanan internasional dan domestik jarak pendek kemungkinan akan memakan waktu setidaknya tiga tahun, agar bisa kembali ke level sebelum adanya pandemi, bahkan kemungkinan bisa lebih lama," ujar CEO Virgin Australia Paul Scurrah, dikutip dari Bloomberg pada Rabu (5/8/2020).

Maskapai tersebut hancur pada April dengan tumpukan utang mencapai 4,9 miliar dolar AS (Rp71,7 triliun) yang dipicu oleh gangguan traifk perjalanan udara akibat Covid-19. Hal itu akhirnya membuat administrator mempercepat lelang dan setuju untuk menjual Virgin Australia kepada Bain Capital pada Juni 2020.

Bain menurunkan target untuk Virgin Australia, terkait ambisi menjadi maskapai nomor satu di Negeri Kanguru itu, yang harus bersaing dengan Qantas Airways sebagai maskapai terbesar di sana. Hal itu seiring perombakan manajemen, yang menempatkan Scurrah sebagai CEO baru, lalu memotong beban biaya, menyederhanakan operasi dan memangkas utang.    

Editor: Ranto Rajagukguk

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut