Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ukraina Sogok Pilot Rusia Rp50 Miliar untuk Curi Jet Tempur MiG-31
Advertisement . Scroll to see content

Terima Bitcoin, Rusia Diam-diam Lakukan Transisi untuk Kurangi Ketergantungan terhadap Dolar AS sejak 2014

Sabtu, 26 Maret 2022 - 14:32:00 WIB
 Terima Bitcoin, Rusia Diam-diam Lakukan Transisi untuk Kurangi Ketergantungan terhadap Dolar AS sejak 2014
Ilustrasi dolar Amerika Serikat. (Foto: dok iNews)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Pemerintah Rusia secara diam-diam telah melakukan transisi untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sejak 2014. 

Itu sebabnya, kabar mengenai Rusia yang kini sedang mempertimbangkan menjual minyak dan gas dengan menerima Bitcoin sebagai pembayaran tak terlalu mengagetkan. 

Nic Carter, salah satu pendiri Coin Metrics, mengatakan pernyataan Ketua Komite Energi Duma Rusia, Pavel Zavalny, bahwa Rusia fleksibel menerima Bitcoin sebagai pembayaran untuk ekspor minyak dan gas menjadi indikasi negara tersebut memang sudah siap melakukan diversifikasi pembayaran.

Pasalnya, Rusia telah mempersiapkan transisi semacam itu sejak 2014, ketika mulai melepaskan semua Treasurys AS. “Rusia jelas ingin melakukan diversifikasi ke mata uang lain. Rusia sekarang tampaknya serius untuk menjauh dari dolar,” kata Nic Carter, seperti dikutip CNBC, Sabtu (26/3/2022).

Menurut dia, dengan transisi tersebut, Rusia sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi dampak sanksi AS dan negara-negara sekutu. Namun, Rusia nampaknya tak mengantisipasi keluarnya investasi dan perusahaan asing dari negara itu. 

“Tetapi negara itu tidak sepenuhnya siap untuk aset FX asing yang akan dibekukan,” ujar Nic Carter, yang juga merupakan mitra pendiri Castle Island Ventures, sebuah perusahaan tahap awal yang berfokus pada cryptocurrency.

Dia mengungkapkan, Rusia cukup percaya diri mengumumkan menerima pembayaran dengan Bitcoin karena menjadi salah satu negara pemasok energi yang dibutuhkan dunia. 

“Mereka memiliki sesuatu yang dibutuhkan dunia. Rusia adalah pengekspor gas alam No. 1 secara global,” ungkap Nic Carter.

Dia menambahkan, dengan sanksi Barat yang semakin ketat dan meningkat, Rusia berpotensi mengubah cadangan energi menjadi aset keras yang dapat digunakan di luar sistem dolar.

Sebelumnya, Ketua Komite Energi Duma Rusia, Pavel Zavalny, mengatakan akan lebih fleksibel dalam opsi pembayaran untuk negara-negara bersahabat yang membeli minyak dan gas Rusia, seperti Chinda dan Turki. 

"Kami menerima mata uang nasional negara pengimpor (minyak dan gas Rusia), serta mempertimbangkan untuk menerima Bitcoin sebagai alternatif pembayaran," kata Pavel Zalvany, dalam rekaman video yang dikutip CNBC, Sabtu (26/3/2022). 

Dia menjelaskan, langkah itu ditempuh karena Rusia dihadapkan dengan sanksi Barat yang semakin ketat dan meningkat, sebagai balasan atas invasi yang dilakukan ke Ukraina. 

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut