Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Digitalisasi Operasional Bantu E-Commerce Tumbuh Lebih Tangguh, Ini Alasannya! 
Advertisement . Scroll to see content

Tingkatkan Daya Saing Global, Bandara Soetta Perlu Pusat Layanan Kargo Khusus E-commerce

Kamis, 08 Desember 2022 - 11:48:00 WIB
Tingkatkan Daya Saing Global, Bandara Soetta Perlu Pusat Layanan Kargo Khusus E-commerce
Talkshow Polemik MNC Trijaya dengan tema Urgensi Pengembangan Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (7/12/2022). Foto: MNC Media
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Pengembangan Bandara Soekarno-Hatta sebagai bandara terbesar di Indonesia dinilai sangat penting dilakukan secara masif dan cepat. Tujuannya untuk menjaga dan meningkatkan daya saing di tingkat global.

Bandara Soekarno-Hatta saat ini diperkuat tiga terminal penumpang, yakni Terminal 1, Terminal 2, dan Terminal 3. Total kapasita tiga terminal itu mencapai 43 juta penumpang per tahun, sedangkan terminal kargo punya kapasitas 600.000 ton per tahun.

Adapun pengembangan Bandara Soetta dinilai sangat penting mengemuka dalam Talkshow Polemik MNC Trijaya dengan tema Urgensi Pengembangan Bandara Soekarno-Hatta pada Rabu (7/12/2022). Talkshow tersebut menghadirkan pengamat penerbangan Alvin Lie, pengamat penerbangan Arista Indonesia Aviation Center Arista Atmadjati, Sekjen Asperindo Trian Yuserna Udaryanta, dan Direktur Utama PT Angkasa Pura II (AP II) Muhammad Awaluddin. 
 
Alvin Lie mengatakan, pengelolaan Bandara Soekarno-Hatta saat ini sudah berjalan dengan sangat baik. 

“Bandara Soekarno-Hatta sudah terintegrasi dengan baik, dan sudah patut kita banggakan. Kalau ada kurang, itu pasti tapi saya melihat terus menerus dilakukan perbaikan,” kata dia.

Namun demikian, pengembangan Bandara Soekarno-Hatta sangat urgen untuk dilakukan secara masif dan cepat untuk mengakomodir pertumbuhan penumpang ke depannya. Menurutnya, kapasitas saat ini sekitar 43 juta penumpang per tahun harus ditingkatkan. 

“Jika tidak cepat dikembangkan akan terjadi kongesti untuk penumpang. Kalau untuk pergerakan pesawat masih bagus karena Bandara Soekarno-Hatta sudah memiliki tiga runway (landasan pacu). Sekarang, pertumbuhan jumlah penumpang di Bandara Soekarno-Hatta khususnya internasional tumbuh luar biasa, salah satunya karena perjalanan umrah yang meningkat,” tutur Alvin Lie. 

Sementara itu, PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Soekarno-Hatta memproyeksikan pertumbuhan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta mencapai sekitar 80 juta penumpang pada 2030 dan terus tumbuh hingga mencapai 100 juta penumpang pada 2035.  

“Ada satu prognosa, pada 2030 penumpang Bandara Soekarno-Hatta bisa mendekati 80 juta penumpang, dan pada 2035 menembus 100 juta penumpang,” ujar Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin.

Dia menuturkan, pertumbuhan penumpang dipicu juga pertumbuhan populasi traveller, dalam artian warga yang saat ini masih tergolong belia maka pada 10-20 tahun ke depan sudah memiliki keinginan untuk bepergian.

Selain untuk mengantisipasi pertumbuhan penumpang, pengembangan juga harus mencakup infrastruktur untuk logistik. Di tengah pandemi ini, pemulihan sektor kargo di Bandara Soekarno-Hatta justru terjadi lebih cepat, di mana volume angkutan kargo tahun ini diperkirakan mencapai sekitar 555.000-600.000 ton atau 97 persen dari kondisi 2019 sebelum pandemi Covid-19. 

Sekjen Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Aseperindo) Trian Yuserna mengatakan, Bandara Soekarno-Hatta memerlukan pergudangan kargo khusus untuk e-commerce. Menurutnya, Bandara Soekarno-Hatta harus mampu menjadi hub pergudangan kargo untuk e-commerce di kawasan Asia Tenggara, di mana saat ini hub tersebut ada di negara lain. 

“Peran Bandara Soekarno-Hatta untuk pengiriman barang bukan hanya penting dan strategis tapi justru menjadi salah satu lokomotif bersama untuk kebangkitan pertumbuhan perekonomian nasional karena dia akan menjadi hub nasional pengiriman di seluruh Indonesia maupun hub transhipment internasional,” ucap Trian. 

"Kalau pengiriman e-commerce itu ada hub Asia Tenggara. Kita sempat diskusi supaya ada pusat layanan berikat e-commerce di Bandara Soekarno-Hatta sehingga ada proses additional value, sehingga bisa pengiriman dari ASEAN itu dikumpulkan di Jakarta, di pusat berikat e-commerce tersebut,” imbuhnya. 

Pengamat Penerbangan Arista Atmadji menambahkan, pengembangan yang harus dilakukan di Bandara Soekarno-Hatta juga harus fokus pada pelayanan di sisi darat maupun sisi udara. 

“Peningkatan pergerakan pesawat per hour di runway, pengaturan slot time penerbangan harus lebih merata, jangan hanya di peak hour atau golden hour. Harapannya kalau memang lagi padat maka traffic bisa diatur karena kemampuan runway Bandara Soekarno-Hatta sudah memadai,” tutur dia. 

Muhammad Awaluddin pun mengungkapkan, AP II telah memiliki rencana pengembangan kapasitas (capacity planning) guna mengantisipasi backlog baik untuk sektor angkutan penumpang maupun kargo di Bandara Soekarno-Hatta, di antaranya pembangunan Terminal 4 dan Cargo Village. 

Dia membeberkan, Terminal 4 akan menjadi terminal penumpang terbesar di Indonesia dengan kapasitas sampai dengan 45 juta penumpang. Terminal 1 dan 2 juga akan direvitalisasi menjadi total kapasitas sampai dengan 45 juta penumpang. Sementara, revitalisasi Terminal 3 berpotensi meningkatkan kapasitas menjadi 35 juta penumpang. 

"Jadi, nantinya Bandara Soekarno-Hatta akan memiliki kapasitas total lebih dari 100 juta penumpang,” kata Muhammad Awaluddin. 

Dia menambahkan, jika bisa kerjakan dengan baik, maka persoalan dan potensi hambatan bisa dihindari. 

"Kita lihat dengan kondisi yang ada, jika keputusan kita tidak cepat dalam membangun Terminal 4 maka akan menjadi isu. Level of service akan turun, image dan reputasi bandara akan turun,” ujarnya. 

Dia mengungkapkan, AP II juga akan membangun kawasan Cargo Village, yang salah satunya untuk mengakomodir sektor e-commerce. 

“Tahun depan ekspansi Cargo Village, paling lambat akhir 2024 atau awal 2025 kita punya Cargo Village yang memiliki kapasitas 1,5 juta ton-2,2 juta ton per tahun atau jauh lebih banyak dibandingkan dengan Terminal Kargo eksisting dengan kapasitas sekitar 600.000 ton per tahun,” tuturnya. 

Muhammad Awaluddin menuturkan, pengembangan Bandara Soekarno-Hatta juga harus mencakup aksesibilitas. 

“Bandara Soekarno-Hatta akan menjadi kota mandiri atau aerocity yang lengkap pada 10-20 tahun ke depan dan akan menjadi destination point, di mana juga akan memunculkan isu aksesibilitas," ujarnya. 

"Bandara sebagai aerocity harus perlu ditata dengan baik. Saat ini saja komunitas pekerja di Bandara Soekarno-Hatta mencapai 50.000-60.000 per hari ditambah dengan penumpang yang sebelum pandemi mencapai 160.000-190.000 per hari, karena bandara ini beroperasi 24 jam, denyut nadi kehidupan tidak berhenti di Bandara Soekarno-Hatta,” tambah dia.

Menurutnya, pengembangan Bandara Soekarno-Hatta selain sangat urgen untuk dilakukan secara masif dan cepat, juga membutuhkan dukungan semua pihak.

Editor: Jujuk Ernawati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut