Tingkatkan Ketahanan Energi, Ini Langkah Pertamina Hadapi Tantangan Global
Pertama, upaya Pertamina untuk menghasilkan energi hijau, yang bersumber dari Geothermal, di mana saat ini mencapai 672 megawatt yang dikelola sendiri dan 1,2 gigawatt bersama mitra. Selain memproduksi listrik ramah lingkungan, di lapangan panas bumi ini Pertamina juga mengembangkan Green Hydrogen yang sangat menarik untuk pasar ekspor.
Lalu yang kedua, Variabel Renewable Energy atau energi yang berubah dengan waktu, contohnya solar PV. Variabel RE ini perlu diintegrasikan dengan Grid dan Energy storage yang kita kenal dengan battery.
Blok ketiga, yakni memanfaatkan energi yang melimpah di Indonesia seperti curah hujan, radiasi matahari, dan biomassa. Sumber daya ini dikerjakan bersamaan, ada yang bisa dijadikan vegetable oil, green diesel, atau bio ethanol yang dicampur dengan bensin.
“Bagaimana kita meramu jadi BBM yang lebih rendah kadar emisinya, jadi menggunakan current infrastructure dengan emisi yang lebih rendah,” ucap Oki.
Senada dengan itu, Senior Managing Director Growth and Strategy Lead Growth Market Valentin De Miguel menjelaskan, untuk menjawab tantangan energi global tersebut, negara-negara berkembang perlu sungguh-sungguh melakukan implementasi dan eksekusi.
“Sehingga sangat mendesak untuk mendorong inovasi, riset, dan analisis reliability teknologi bahan bakar alternatif, seperti hidrogen, amonia, terutama penangkapan karbon. Tiga teknologi utama ini yang kita butuhkan dengan tekad yang jelas untuk maju,” ujar Miguel.
Pertamina sebagai pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social, and Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.
Editor: Anindita Trinoviana