Tips BeeMa Honey Bisa Eksis di Tengah Pandemi, dari Inovasi hingga Digitalisasi
JAKARTA, iNews.id – Di tengah pandemi Covid-9, para pelaku usaha harus berpikir keras untuk bisa mempertahankan bisnisnya. Tak hanya perusahaan-perusahaan besar, UMKM juga demikian halnya.
Salah satu peserta BRILianpreneur 2021, PT Beema Boga Arta—yang memproduksi madu organik berkualitas tinggi dengan merek BeeMa Honey sejak 2017—berbagi tips kepada para pelaku UMKM tentang cara bertahan selama pandemi.
Direktur PT Beema Boga Arta, Fransisca Natalia Widowati menuturkan, modal utama agar UMKM bisa tetap eksis di masa-masa sulit seperti pandemi saat ini adalah semangat pantang menyerah. “Mungkin terdengar sedikit klise. Tapi tipsnya itu ya, jangan pernah menyerah dalam berinovasi,” kata dia kepada iNews.id, Sabtu (26/3/2022).
Dia menuturkan, pelaku usaha harus banyak membuat inovasi, baik pada produk, cara penjualan, maupun pada cara beriklan (promosi). Untuk inovasi produk, salah satu langkah yang dapat ditempuh adalah dengan membuat varian produk yang menarik pasar.
“Dari sisi cara penjualan, pengusaha bisa membuat terobosan lewat kolaborasi dengan UMKM lain, misalnya,” ujarnya.
Fransisca mengatakan, saat memasuki pandemi Covid pada 2020, penjualan madu organik BeeMa Honey lewat ritel modern menurun cukup signifikan. Dia pun langsung mengubah strategi. Salah satunya dengan membuat banyak paket penjualan menarik yang berkolaborasi dengan UMKM-UMKM lain. Di samping itu, BeeMa Honey juga memberikan diskon serta beriklan di media sosial.
Upaya tersebut ternyata tidak sia-sia. Fransisca mengungkapkan, penjualan madu BeeMa menjadi cukup stabil sepanjang dua tahun terakhir.
Dari situ, Fransisca pun semakin memahami bahwa para pelaku usaha harus jeli melihat celah pasar lain yang belum dijamah agar bisa bertahan di tengah situasi seperti pandemi. “Kita harus rajin jemput bola. Karena kalau bukan kita sendiri, siapa lagi yang akan memperjuangkan nasib perusahaan kita?” tuturnya.
Selain semangat berinovasi, yang juga tidak kalah pentingnya adalah transformasi menuju bisnis digital. Menurut Fransisca, hal ini juga sangat membantu dalam mendongkrak penjualannya selama pandemi.
Untuk mencapai tahap tersebut, kata dia, UMKM harus mempersiapkan SDM yang tepat, yakni mereka yang memang bisa atau mau melek terhadap teknologi. “Ini pelan-pelan saja untuk memperbaiki kinerjanya, dari hal yang dasar dulu. Seperti membuat laporan keuangan dan logistik misalnya, kita sudah harus mulai menggunakan teknologi, jangan manual lagi,” ucapnya.
Dia mengatakan, para pelaku UMKM juga bisa membangun sistem penjualan dengan memanfaatkan situs-situs perdagangan yang tersedia, baik yang gratis dari pemerintah ataupun yang berbayar. Ini tidak saja bertujuan untuk menjangkau lebih banyak buyer (pembeli), tetapi juga untuk penetrasi pasar.
Sebagai pemilik UMKM yang baru tumbuh, Fransisca juga terus berusaha mengembangkan kemampuan bisnisnya dengan mengikuti berbagai pelatihan. Salah satunya lewat Rumah BUMN BRI. BeeMa Honey sudah bergabung di wadah tersebut, sejak 2020.
Sesuai namanya, Rumah BUMN adalah wadah bagi langkah kolaborasi BUMN dalam membentuk ekosistem ekonomi digital melalui pembinaan UMKM. Lewat program tersebut, para UMKM diharapkan bisa meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya.
Peran Rumah BUMN dalam membina UMKM dimulai dari modernisasi dan digitalisasi bisnis, hingga mendampingi mereka menembus pasar mancanegara (ekspor). Konsep peran tersebut tertuang lewat slogan “Go Modern, Go Digital, Go Online, dan Go Global”.
Tak hanya aktif mengikuti pelatihan di Rumah BUMN, BeeMa Honey juga menjadi salah satu dari 500 UMKM terpilih sebagai peserta BRILianpreneur 2021. Program binaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI itu sudah berlangsung sejak 2019.
Lewat BRILianpreneur, para pelaku UMKM menampilkan produk-produk terbaik dalam negeri, sekaligus mendukung pemerintah dalam Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia.
Editor: Ahmad Islamy Jamil