Ubah Peternakan Jadi Pabrik Sepatu, Anak Petani Ini Sekarang Berharta Rp185 Triliun
TAIPEI, iNews.id - Zhang Congyuan merupakan orang terkaya di Taiwan. Berdasarkan Bloomberg Billionaires Index, kekayaan pendiri Huali Industrial Group ini mencapai 13 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp185 triliun.
Ketika Zhang memulai bisnisnya lebih dari tiga dekade lalu, dia tidak mampu membeli pabrik, sehingga mengubah peternakan babi di sebelah sawah di Taiwan barat menjadi sebuah pabrik sepatu.
Pada 2019, perusahaannya memproduksi lebih dari 180 juta pasang sepatu. Huali adalah pemasok sepatu merek global untuk Nike, Converse, dan Vans.
Saham Huali telah melonjak 162 persen sejak go public di Bursa Efek Shenzhen pada April 2021 lalu. Kenaikan saham tersebut mendorong Zhang yang memiliki 87 persen saham perusahaan bersama keluarganya masuk dalam daftar orang terkaya di negara itu. Dia sekarang lebih kaya dibanding Terry Gou dari Foxconn Technology Group.
Zhang mengatakan, dia dibesarkan di sebuah desa. Dia hanya mengelola perusahaan kecil.
"Selama beberapa dekade terakhir, saya hanya menempatkan semua usaha saya ke sepatu," kata dia, dikutip dari Bloomberg, Minggu (12/9/2021).
Dia mengakui dirinya adalah orang yang membosankan. Zhang hanya akan melakukan hal-hal yang dikuasainya.
Zhang lahir dalam keluarga petani di Taiwan pada 1948. Setelah lulus perguruan tinggi jurusan pertanian, dia mulai bekerja di pabrik yang memproduksi sepatu wanita. Dia menabung untuk memulai perusahaannya dan mendirikan beberapa usaha alas kaki di Taiwan dan Guangdong di China selatan pada 1980-an.
Pada 1990, Zhang mendirikan Liangxing Industrial dengan mitra di Hong Kong. Liangxing Group go public di Hong Kong pada 1995, kemudian berganti nama menjadi Symphony Holdings.
Kemudian Zhang mendirikan Huali di Zhongshan, sebuah kota daratan China dekat Hong Kong pada 2004. Lalu, dia dan keluarganya membeli aset dari Symphony pada 2014 untuk mengembangkan Huali saat dia berhenti menjabat sebagai direktur Symphony pada tahun yang sama. Huali kini juga beroperasi di Vietnam, Myanmar dan Republik Dominika.
Zhao Shuli, seorang analis di Industrial Securities di Shanghai menulis dalam laporannya, prospek perusahaan milik Zhang bagus.
"Meskipun lingkungan konsumen global dilanda pandemi pada tahun 2020, Huali telah mempertahankan kapasitas dan pengiriman yang stabil. Lokasi pabrik globalnya sampai batas tertentu membantunya mencapai pertumbuhan laba yang lebih baik daripada rekan-rekan industri," tulis Zhao.
Huali melaporkan pendapatan 13,9 miliar yuan pada tahun lalu. Sementara laba bersihnya tercatat sebesar 1,9 miliar yuan, meningkat 8 persen dari tahun sebelumnya. Tetapi Zhao mencatat, pandemi dan ketergantungan perusahaan pada klien besar tertentu dapat menghambat pertumbuhannya.
Editor: Jujuk Ernawati