UBS Beli Credit Suisse Rp48 Triliun demi Amankan Stabilitas Keuangan dan Lindungi Ekonomi
BERN, iNews.id - UBS setujui membeli bank bermasalah Credit Suisse dalam kesepakatan yang didukung oleh pemerintah. Bank terbesar di Swiss tersebut telah membeli saingannya senilai 3,15 miliar dolar AS atau sekitar Rp48 triliun.
Kesepakatan ini diumumkan pada Minggu (19/3/2023) waktu setempat setelah kedua bank dan regulator keuangan Swiss melakukan pembicaraan darurat untuk menyelamatkan Credit Suisse. Bank Nasional Swiss menyatakan, kesepakatan itu adalah cara terbaik untuk memulihkan kepercayaan pasar keuangan dan demi mengelola risiko ekonomi.
Adapun pemegang saham Credit Suisse kehilangan hak suara atas kesepakatan tersebut dan akan menerima satu saham di UBS untuk setiap 22,48 saham yang mereka miliki. Nilai akuisisi bank tersebut sebesar 3,15 miliar dolar AS.
Sementara pada penutupan Jumat (17/3/2023), valuasi Credit Suisse sekitar 8 miliar dolar AS. Namun kesepakatan ini telah mencapai apa yang diatur oleh regulator, mengamankan hasil sebelum pasar keuangan dibuka pada Senin (20/3/2023) waktu setempat.
"Solusi telah ditemukan untuk mengamankan stabilitas keuangan dan melindungi ekonomi Swiss dalam situasi luar biasa ini," bunyi pernyataan bank sentral Swiss, dikutip dari BBC, Senin (20/3/2023).
Adapun pemerintah akan memberikan jaminan terhadap potensi kerugian senilai 9,6 miliar dolar AS atau Rp147,3 triliun untuk mengurangi risiko apa pun bagi UBS. Bank sentral Swiss juga telah menawarkan bantuan likuiditas hingga 110 miliar dolar AS atau Rp1.678 triliun.
Lembaga keuangan global pun memuji kesepakatan ini. Bank of England (BoE) menyambut baik serangkaian tindakan komprehensif yang telah dilakukan oleh otoritas Swiss.
"Kami telah terlibat erat dengan mitra internasional selama persiapan pengumuman hari ini dan akan terus mendukung pelaksanaannya. Sistem perbankan Inggris dimodali dan didanai dengan baik, dan tetap aman dan sehat," kata BoE.
Departemen Keuangan Inggris juga menyambut baik merger tersebut. Pemerintah Inggris pun akan terus terlibat dengan Financial Conduct Authority (FCA) dan BOE. FCA mengatakan pihaknya berkeinginan untuk menyetujui pengambilalihan demi mendukung stabilitas keuangan karena UBS dan Credit Suisse beroperasi di London.
"FCA terus berhubungan erat dengan Inggris dan mitra pengatur internasional untuk memantau perkembangan pasar," katanya.
Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde juga menyambut tindakan cepat otoritas Swiss.
"Mereka berperan penting untuk memulihkan kondisi pasar yang teratur dan memastikan stabilitas keuangan. Sektor perbankan kawasan Eropa tangguh, dengan posisi modal dan likuiditas yang kuat," tutur Lagarde.
Menteri Keuangan Janet Yellen dan ketua Dewan Federal Reserve Jerome Powell menyatakan, pengumuman oleh otoritas Swiss mendukung stabilitas keuangan.
"Posisi modal dan likuiditas sistem perbankan AS kuat, dan sistem keuangan AS tangguh," ucap mereka.
Editor: Jujuk Ernawati