Uni Eropa Dorong Rusia Perbarui Perjanjian Gandum Laut Hitam
NEW DELHI, iNews.id - Pejabat Senior Uni Eropa mendesak Rusia memperbarui perjanjian yang memungkinkan ekspor biji-bijian Ukraina yang aman melalui pelabuhan Laut Hitam. Adapun, Moskow keluar dari perjanjian tersebut pada bulan lalu.
Mengutip Reuters, Wakil Presiden Eksekutif Komisi Eropa Valdis Dombrovskis mengatakan, pembatasan Rusia terhadap pengiriman biji-bijian Ukraina melalui Laut Hitam menciptakan masalah tidak hanya bagi Kyiv, tetapi juga bagi banyak negara berkembang.
"Rusia menggunakan gandum sebagai senjata. Kami mendukung semua upaya PBB, Turki dalam inisiatif biji-bijian Laut Hitam," kata Dombrovskis dalam pertemuan para Menteri Perdagangan G20 dikutip, Minggu (27/8/2023).
Dia menambahkan, blok tersebut menyediakan rute perdagangan alternatif, yang juga disebut jalur solidaritas, ke Ukraina untuk biji-bijian dan ekspor lainnya.
Sebelumnya, Turki telah berusaha membujuk Rusia untuk kembali ke perjanjian tersebut, yang ditengahi oleh Ankara dan PBB setahun lalu dan berakhir bulan lalu.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada hari Kamis bahwa Moskow akan kembali ke perjanjian tersebut hanya jika Barat memenuhi kewajibannya kepada Moskow.
Sejauh ini, sekitar 45 juta ton biji-bijian, benih minyak dan produk-produk terkait telah diekspor melalui rute alternatif melalui Polandia dan Rumania, yang memberikan jalur penting bagi Ukraina, kata Dombrovskis.
Menurut situs Komisi UE, blok tersebut telah menggunakan rute alternatif, atau jalur Solidaritas, sejak Mei 2022. Komisi Eropa meluncurkan Rencana Aksi Jalur Solidaritas untuk menetapkan rute logistik alternatif melalui kereta api, jalan raya, dan jalur perairan pedalaman.
Rute-rute ini juga membantu Ukraina mengekspor lebih dari 36 juta ton produk non-pertanian termasuk bijih besi, baja, tanah dan kayu, menghasilkan sekitar 33 miliar euro untuk petani dan bisnis Ukraina.
"Uni Eropa mendukung Ukraina melalui pertahanan, keuangan dan bantuan lainnya, yang bertujuan untuk mengirim pasukan Rusia keluar dari perbatasan internasional Ukraina,” tuturnya.
Blok tersebut khawatir bahwa beberapa negara termasuk China dan India belum mengikuti sanksi Barat terhadap Rusia. Dalam pembicaraan bilateral antara India dan para pejabat Uni Eropa, para pejabat UE mengangkat masalah ekspor minyak sulingan yang diproses oleh India dari minyak mentah Rusia, yang sebagian menggagalkan tujuan sanksi.
Editor: Aditya Pratama