Apa yang Dimaksud dengan Relative Strength Index pada Investasi Saham? Simak Penjelasannya
JAKARTA, iNews.id - Investor perlu memahami apa yang dimaksud dengan Relative Strength Index pada investasi saham. Adapun Relative Strength Index atau RSI dikenal sebagai parameter momentum, yakni mengukur pergerakan harga.
Peningkatan momentum menandakan saham sedang dibeli secara aktif, sedangkan penurunan mengindikasikan melemahnya tren saham bersangkutan.
Selain momentum, apa yang dimaksud dengan Relative Strength Index pada investasi saham juga menjadi parameter osilasi. Artinya, trader dapat mengetahui apakah kondisi pasar sudah mengalami overbought (jenuh beli) atau oversold (jenuh jual).
Dalam skala 0-100, nilai aset dianggap berada dalam situasi oversold ketika kurang dari angka 30. Sementara itu, overbought terjadi saat nilai RSI melebihi angka 70.
Sebagaimana indikator lainnya, RSI bertujuan mendeteksi sinyal beli dan sinyal jual. Dengan berpatokan pada posisi overbought dan oversold, trader dapat menentukan kapan ia harus bertransaksi.
Periode standar penghitungan adalah 14, sebagaimana yang direkomendasikan oleh Welles Wilder. Trader boleh memodifikasi periode, baik menaikkan atau menurunkan. Namun, hal tersebut akan memengaruhi sensitivitas RSI. Misalnya, periode 10 lebih cepat mencapai tingkat overbought atau oversold dibandingkan periode 20.
Berikut strategi investasi saham menggunakan Relative Strengh Index:
Langkah pertama adalah menunggu nilai RSI turun hingga ke area oversold, yakni di bawah 30. Pantau sampai RSI berbalik naik melebihi angka 30.
Agar lebih meyakinkan, pastikan terdapat candlestick bullish saat RSI lepas dari posisi oversold. Jangan terburu-buru, tunggu sampai candlestick close.
Pada pembukaan candlestick selanjutnya, lakukan entry atau beli. Tetapkan potensi kerugian atau stop loss sedikit di bawah titik swing low terakhir.