BEI Rombak Susunan Indeks Pendukung, Ada Emiten yang Terdepak
JAKARTA, iNews.id - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) merombak susunan indeks pendukung pasar modal, sehingga ada emiten yang terdepak dan menjadi pendatang baru.
Perombakab dilakukan setelah BEI mengevaluasi 8 indeks pendukung pasar modal. Evaluasi mayor dilakukan terhadap IDX30, LQ45, IDX80, KOMPAS100, dan infobank15, sehingga terdapat sejumlah perubahan pada susunan emiten. Sedangkan indeks lainnya, yaitu BISNIS-27, MNC36, dan SMinfra18 hanya dilakukan evaluasi minor.
Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, BEI menyatakan ada emiten yang terdepak dan menjadi pendatang baru di 3 indeks pendukung dengan susunan sebagai berikut:
1. Indeks LQ45
Anggota baru yang masuk indeks LQ45 adalah PT Gudang Garam Tbk (GGRM), dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI). Mereka menggantikan posisi saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dan PT Timah Tbk (TINS). Ini merupakan evaluasi mayory BEI yang akan mulai berlaku pada Agustus 2023 sampai Januari 2024.
GGRM memiliki tingkat rasio free float sebesar 17,16 persen, dengan bobot terhadap LQ45 sebesar 0,51y perssen. Sedangkan rasio free float MAPI sebesar 48,64 persen, dengan bobot 0,83 perden terhadap indeks.
2. Indeks IDX30
Untuk indeks IDX30, terdapat perubahan satu konstituen. BEI mendepak saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), dan memasukkan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).
Saham AKRA memiliki rasio free float sebesar 37,05 persen, dengan bobot terhadap indeks mencapai 0,62 persen.
3. IDX80
Sementara itu empat saham di indeks IDX80 dikocok ulang. Mereka yang masuk adalah PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS), PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk (JKON), PT Jayamas Medica Industri Tbk (OMED), dan PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN).
Adapun emiten yang keluar dari IDX80 adalah PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG), dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT).
BTPS memiliki rasio free float sebesar 29,99 persen dengan bobot indeks 0,29 persen. Rasio free float JKON mencapai 35,93 persen, dengan bobot di indeks 0,04 persen.
Sedangkan free float OMED mencapai 13,30 persen, dan ukuran bobot yang sama dengan sebelumnya. Sementara PNBN mempunyai free float 14,63 persen, dengan bobot di indeks 024 persen.
"Jumlah saham untuk perhitungan indeks akan disesuaikan pada tanggal efektif apabila terjadi aksi korporasi seperti stock split, reverse stock, right issue, saham bonus dan atau dividen saham yang terjadi pada saat sebelum tanggal efektif," terang BEI dalam keterangan Rabu (26/7/2023).
Editor: Jeanny Aipassa