BI: Aliran Modal Asing Masuk 5,1 Miliar Dolar AS per 19 Januari
JAKARTA, iNews.id - Bank Indonesia (BI) mencatat aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik kembali berlanjut. Hal ini tercermin dari investasi portofolio yang mencatat net inflow sebesar 2,1 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada triwulan IV 2020, berbalik arah dari triwulan sebelumnya yang mencatat net outflow 1,7 miliar dolar AS.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, memasuki awal tahun 2021, aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik ini terus berlanjut dan mencapai 5,1 miliar dolar AS per 19 Januari 2021, termasuk penerbitan obligasi global oleh pemerintah.
"Aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik ini terus berlanjut dan mencapai 5,1 miliar dolar AS, termasuk penerbitan obligasi global oleh Pemerintah," kata Perry dalam acara virtual, Kamis (21/1/2021).
Dengan perkembangan ini, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2020 tetap tinggi, yakni 135,9 miliar dolar AS, setara pembiayaan 10,2 bulan impor atau 9,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
"Ke depan, defisit transaksi berjalan diprakirakan sekitar 1,0-2,0 persen dari PDB (produk domestik bruto) pada tahun 2021, sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal ekonomi Indonesia," ujarnya.
Sedangkan, neraca Pembayaran Indonesia (NPI) diprediksi tetap baik, sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal. Kinerja positif transaksi berjalan akan berlanjut pada triwulan IV 2020, terutama didorong oleh surplus neraca barang yang meningkat.
Neraca perdagangan pada triwulan IV 2020 mencatat surplus sebesar 8,3 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan surplus pada triwulan sebelumnya sebesar 8,0 miliar dolar AS. Ekspor di bulan Desember 2020 mencatat kenaikan tertinggi sejak 2013 mencapai 16,5 miliar dolar AS atau tumbuh 14,6 persen (yoy), sejalan dengan kenaikan harga komoditas dan permintaan terutama dari China, AS, dan ASEAN.
"Secara keseluruhan tahun 2020, defisit transaksi berjalan diprakirakan sekitar 0,5 persen dari PDB," tuturnya.
Editor: Ranto Rajagukguk