Cetak Rekor, BRI Catat Laba Bersih Rp60,4 Triliun di 2023
Tak hanya itu, pendapatan non-bunga BRI juga tercatat naik sekitar 12,61 persen secara tahunan (YoY) menjadi Rp53,29 triliun. Kontribusi terbesar berasal dari pos komisi dan administrasi yang mencapai Rp20,74 triliun.
Di sisi lain, laba BRI juga tertahan oleh kenaikan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) dalam periode 2023. CKPN BRI tercatat naik sekitar 7,81 persen YoY menjadi sebesar Rp29,52 triliun.
Dari sisi penyaluran kredit, BRI mampu mencatatkan pertumbuhan kredit 11,2 persen menjadi Rp1.266,4 triliun. Pertumbuhan tersebut sedikit lebih tinggi dari kredit secara industri yang sekitar 10,4% YoY.
Alhasil, aset bank yang menjadi induk holding ultra mikro ini tercatat semakin jumbo mencapai Rp1.965 triliun. Kenaikan aset yang berhasil dicapai oleh BRI mencapai sekitar 5,36 persen YoY.
Di saat pertumbuhan kredit yang mampu tumbuh dengan baik, tampaknya bayang-bayang likuiditas ketat juga terjadi di BRI. Mengingat, Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI hanya tumbuh mini 3,85 persen YoY menjadi Rp1.358,32 triliun.
Instrumen deposito menjadi yang tumbuh paling cepat dari Rp 435,48 triliun menjadi Rp484,26 triliun. Sementara, instrumen giro mengalami penurunan dari Rp349,76 triliun menjadi Rp346,12 triliun.
Hal tersebut juga tercermin dari rasio Loan Deposit Ratio (LDR) yang mengalami kenaikan berada di level 84,2 persen. Pada tahun sebelumnya, LDR BRI tercatat di level 79,17 persen.
Editor: Puti Aini Yasmin