China Pangkas Suku Bunga 10 Bps, Analis: Dampaknya Jangka Pendek
JAKARTA, iNews.id - Bank Sentral China atau People's Bank of China (PBOC) memutuskan memangkas suku bunga pinjaman dasar pinjaman (LPR) satu tahun diturunkan 10 basis poin (bps) menjadi 3,45 persen dari sebelumnya 3,55 persen, pada Senin (21/8/2023).
Research Analyst Reliance Sekuritas Indonesia, Lukman Hakim, mengatakan pemangkasan suku bunga ini dampaknya bersifat jangka pendek. Kebijakan tersebut, juga di bawah ekspektasi pasar yang memproyeksikan pemangkasan suku bunga sebesar 15 basis poin.
“Kami melihatnya hanya berdampak jangka pendek karena lebih ke (sisi) mitra dagang, karena Cina salah satu mitra dagang dan mitra investasi Indonesia khususnya di sektor pertambangan,” kata Lukman dalam Market Buzz IDX Channel pada Selasa (22/8/2023).
Menurut dia, kondisi ekonomi makro dalam negeri masih solid. Hal ini membuat para pelaku pasar diimbau untuk tidak terlalu khawatir dengan kondisi ekonomi Cina yang tengah lesu.
Di samping itu, lanjutnya, jika dengan adanya penurunan suku bunga pemerintah Cina memberikan stimulus untuk kembali menggairahkan ekonomi di Negeri Tirai Bambu tersebut.
“Penurunan suku bunga ini bisa menjadi pertimbangan Bank Indonesia (BI) dalam Rapat Dewan Gubernur. Kalau kita lihatnya suku bunga acuan Indonesia tidak akan terlalu terpengaruh,” ujar Lukman.
Di tengah kondisi ini, Lukman merekomendasikan kepada investor untuk menghindari saham-saham perusahaan yang sedang membutuhkan pendanaan lebih tinggi. Ia menyarankan investor untuk mencermati saham di sektor tambang, khususnya logam.
Dalam hal ini, Lukman merekomendasikan tiga saham pilihan yaitu PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN).
Editor: Jeanny Aipassa