Geser Paris, London Kembali Jadi Pasar Saham Terbesar Eropa
LONDON, iNews.id - Pasar saham utama Inggris, London Stock Exchange (LSE) kembali merebut takhtanya sebagai pasar saham berharga di Eropa setelah hampir dua tahun direbut Paris. Nilai total perusahaan yang terdaftar di LSE menyentuh 3,18 triliun dolar AS pada perdagangan Senin.
Mengutip BBC, angka tersebut melampaui nilai total perusahaan yang terdaftar di Euronext Paris sebesar 3,13 triliun dolar AS, menurut data Bloomberg.
Kedua valuasi tersebut telah bergeser dan tetap sama. Namun, para analis menggambarkannya sebagai sebuah tonggak sejarah.
Analis menyebut, pasar saham Prancis merosot imbas ketidakpastian terkait pemilu, sementara pasar modal Inggris mulai pulih setelah beberapa tahun kinerjanya memburuk.
Para analis menyebut bahwa investor tidak menyukai ketidakpastian dan terdapat banyak pertanyaan mengenai dampak pemilu Prancis mendatang.
Presiden Emmanuel Macron menyerukan pemilu cepat pada awal bulan ini, menyusul kemenangan Partai Nasional sayap kanan saingannya, Marine Le Pen dalam pemilu Eropa.
Pasar keuangan sering kali bereaksi buruk ketika investor tidak mengetahui dari mana dana untuk memenuhi janji pemerintah akan berasal. Sebab, hal ini mempengaruhi nilai obligasi, uang yang dipinjamkan investor kepada pemerintah dengan harga yang disepakati pasar.
Jika investor yakin bahwa kebijakan pemerintah atau calon pemimpin berikutnya tidak sesuai dengan harapan, maka tingkat bunga obligasi, yang dikenal sebagai imbal hasil (yield), cenderung meningkat.
Hal ini kemudian akan merugikan nilai perusahaan tercatat. Pasalnya, jika imbal hasil obligasi sangat tinggi maka investor cenderung mengalihkan investasinya ke obligasi dibanding berinvestasi pada saham perusahaan.
LSE telah menjadi pasar saham terbesar di Eropa selama bertahun-tahun sebelum diambil alih Euronext Paris pada November 2022 ketika. Melemahnya kinerja LSE disebut dampak dari mini-budget mantan Perdana Menteri Liz Truss, melemahnya poundsterling, ketakutan akan resesi, dan Brexit.
Editor: Aditya Pratama