IATA Berhasil Bukukan Laba Bersih 9,4 Juta Dolar AS di Kuartal I 2022 usai Akuisisi BCR
Sementara dibandingkan dengan kuartal IV 2021, produksi BCR meningkat 13,3 persen dari 752.299 MT. PMC menyumbang 66,9 persen dari total produksi BCR kuartal I ini. Produksi pada 2022 diperkirakan masih akan terus meningkat dengan penambahan 2 area tambang baru di PT Indonesia Batu Prima Energi (IBPE) dan PT Arthaco Prima Energi (APE) yang akan beroperasi mulai kuartal kedua 2022.
Penjualan batu bara juga meningkat seiring peningkatan produksi. Perseroan mencatat penjualan sebesar 823.543 MT pada kuartal I 2022, naik 70,3 persen QoQ dibanding 483.719 MT pada kuartal yang sama tahun lalu. China, India, Vietnam, Thailand dan Malaysia merupakan negara tujuan ekspor batu bara perseroan.
Peningkatan produksi ini memanfaatkan momentum tingginya permintaan dan harga batu bara di pasar
internasional. Peningkatan ini tidak luput dari beberapa hal:
BCR merupakan perusahaan pemilik 9 Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan yang baru diakuisisi IATA pada akhir tahun lalu. BCR menargetkan produksi sebesar 7,8 juta MT pada tahun ini dari ke empat IUP yang dimiliki PT Putra Muba Coal (PMC), PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal (BSPC), PT Arthaco Prima Energi (APE) dan PT Indonesia Batu Prima Energi (IBPE).
Executive Chairman of MNC Group Hary Tanoesoedibjo mengatakan, 2021 adalah tahun yang berbeda. Telah terjadi perubahan drastis yang dilakukan negara dan orang-orang bersedia untuk beradaptasi dengan apa yang sekarang dikenal sebagai new normal. Sentimen yang sama dirasakan oleh managemen dan para pemegang saham, di mana IATA mengambil lompatan untuk mengubah perseroan menjadi perusahaan energi.