IMF Setujui Dana Cadangan Rp9.350 Triliun untuk Atasi Dampak Pandemi
WASHINGTON, iNews.id - Dana Moneter Internasional (IMF) menyetujui suntikan dana cadangan sebesar 650 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau Rp9.350 triliun untuk membantu negara-negara mengatasi utang yang meningkat dan dampak dari pandemi Covid-19.
Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan, penciptaan dana cadangan atau yang dikenal dengan Hak Penarikan Khusus (SDR) akan membantu meningkatkan stabilitas ekonomi global.
"Alokasi SDR akan menguntungkan semua anggota, mengatasi kebutuhan global jangka panjang akan cadangan, membangun kepercayaan, dan mendorong ketahanan dan stabilitas ekonomi global. Ini terutama akan membantu negara-negara yang paling rentan yang berjuang untuk mengatasi dampak krisis Covid-19," kata Georgieva dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Bloomberg, Rabu (4/8/2021).
IMF telah bergulat dengan rencana tersebut selama lebih dari setahun. Awalnya tertunda ketika AS selaku pemegang saham terbesar IMF memblokir rencana tersebut pada awal 2020. Menteri Keuangan era Presiden AS Donald Trump saat itu, Steven Mnuchin mengatakan, dana tersebut tidak akan sampai ke negara-negara yang paling membutuhkannya.
Posisi AS berubah di bawah penggantinya, Janet Yellen, dengan dana mengeksplorasi opsi untuk negara anggota IMF dengan posisi keuangan yang kuat untuk mengalokasikan kembali cadangan demi mendukung negara-negara yang rentan dan berpenghasilan rendah. Saat ini, cadangan dialokasikan untuk 190 anggota IMF sesuai dengan kuota mereka, dan sekitar 70 persen akan diberikan kepada negara G-20, dan 3 persen untuk negara-negara berpenghasilan rendah.
Secara keseluruhan, 58 persen dari SDR baru masuk ke negara ekonomi maju, dengan 42 persen untuk negara berkembang. Jadi, menurut perhitungan Departemen Keuangan AS, dari 650 miliar dolar AS, sekitar 21 miliar AS untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan 212 miliar dolar AS ke pasar negara berkembang, tanpa menghitung China.
Negara-negara maju G-7 pada Juni lalu mendukung rencana untuk mengalokasikan kembali SDR baru senilai 100 miliar dolar AS ke negara-negara yang lebih miskin, tetapi G-20 pada Juli hanya menetapkan dukungan untuk alokasi umum sebesar 650 miliar dalam AS dalam SDR, tanpa merinci berapa banyak yang akan dipinjamkan.
Realokasi akan sangat penting untuk membantu negara-negara di Afrika, yang hanya mendapat sekitar 33 miliar dolar AS dari alokasi SDR. Sementara Prancis telah berkomitmen merealokasi sebagian SDR miliknya untuk negara-negara di benua itu.
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa sebelumnya mengatakan, dari total alokasi SDR, sekitar seperempatnya atau 162 miliar dolar AS harus disediakan untuk negara-negara Afrika. Dia telah meminta negara-negara kaya untuk menyumbang, bukan hanya meminjamkan kuota mereka.
Editor: Jujuk Ernawati